Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia adalah 1,5 persen yang berarti setiap 15 orang dari 1000 penduduk Indonesia sudah terdiagnosa penyakit jantung dan kardiovaskular.
Pemeriksaan kesehatan secara rutin sejak dini menjadi bagian penting dari pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Yayasan Jantung Indonesia (YJI) juga memberikan edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin sebagai skrining atau deteksi dini dari penyakit jantung dan kardiovaskular.
Sejauh ini kampanye yang telah berhasil dijalankan adalah Go Red For Women, Detak Demi Detik, Keren Tanpa Rokok, dan Heart At Work.
Bagaimana cara mendeteksinya?
Baru-baru ini, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Lippo Village, DR. dr. Antonia Anna Lukito, Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI menjelaskan, penyakit jantung telah menyebabkan setidaknya 15 dari 1.000 orang di Indonesia menderita penyakit kardiovaskular pada 2018. Gejala penyakit jantung kerap tidak disadari oleh pengidapnya. Terutama jika pasien masih berusia muda dan produktif.
Apa saja?
Gejalanya yaitu seperti sesak napas yang disertai dengan keringat dingin, rasa lemas, jantung berdebar, atau nyeri dada sebelah kiri. Jika mengalamui gejala itu, kemungkinan besar menandakan adanya gejala penyakit jantung yang perlu dideteksi dan ditangani sejak dini.
Oleh karena itu, cek jantung sejak dini juga berperan penting dalam menentukan tes-tes lanjutan apa yang harus dilakukan sesuai dengan kondisi kesehatan jantung masing-masing individu. Menurut dr. Antonia, gejala-gejala penyakit jantung di fase awal kerap dirasakan sebagai gejala umum yang tidak membahayakan kesehatan.