FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu yang khas dalam perayaan Imlek adalah berbagi Angpao. Angpao biasanya akan dibagikan oleh keluarga yang telah menikah atau berkeluarga kepada sanak saudara yang masih belum menikah. Ini adalah suatu tradisi yang sudah berjalan sepanjang waktu di bawah matahari, karena memang tidak ada hal yang baru di bawah matahari. Tradisi yang ada saat ini, hanya mengikuti cara leluhur kita.
Gong Xi Fa Cai yang biasa kita dengar saat mengucapkan perayaan Imlek, memiliki arti menyampaikan harapan untuk kemakmuran serta kekayaan makin melimpah. ucapan yang penuh makna, tidak salah juga untuk kita memahami perkataan tersebut, agar memotivasi diri kita, dan memiliki energy positif, agar jadi lebih baik dalam menjalani tahun selanjutnya.
Kembali soal Angpao, Seperti yang dilansir dari berbagai sumber Fajar.co.id, Selasa (1/2/2022). Nominal dalam isian angpao juga beragam, bisanya diberikan dalam jumlah genap, karena angka ganjil dapat diartikan sebagai angka kematian, juga tidak dalam nominal yang ada empatnya lantaran angka empat memiliki pengucapan yang sama dengan mati walau karakter tulisannya berbeda.
Tetapi ada pula yang memberikan dengan nominal ganjil untuk orang yang telah berkeluarga sebagai doa untuk langgeng, karena angka ganjil tidak dapat di bagi, artinya mendoakan keluarga yang harmonis tanpa orang kedua ketiga dan keempat. Kepercayaannya seperti itu.
Angpau ini pertama kali dipopulerkan pada zaman Dinasti Qin, Tahukah kamu sebelumnya saat itu masih belum menggunakan amplop merah sebagaimana yang kita lihat sekarang.
Dahulu digunakan koin, yang di ikat pada benang merah yang digunakan orang tua masa itu sebagai jimat dengan doa pada yang Maha kuasa agar anak-anak terlindungi dari Roh jahat atau Monster yang muncul di awal tahun.
Lama kelamaan itu populer sebagai kepercayaan untuk melawan Roh jahat saat awal tahun, Karekter Tiongkok untuk Tahun baru di baca dengan kata Sui, yang juga sama pengucapannya dengai Sui untuk nama Roh jahat tersebut.
Walau berbeda karakter huruf tetapi karena pengucapannya mirip bisa menjadi semacam ketidak beruntungan.
Kadang kita juga masih melihat koin keberuntungan yang masih digantung di bawah bawah lampion yang menghiasi, hal itu juga memiliki makna dan fungsi menghalau roh jahat.
Koin keberuntungan yang jumlahnya delapan dan diikat benang merah tersebutlah menjadi uang keberuntungan untuk mengusir roh jahat. Dikenal dengan istilah Ya Sui Qian, secara inheren berarti uang pengusir roh jahat.
Lalu sampai suatu waktu Pemerintahan kala itu telah mengenal uang kertas dan printing maka koin tersebut digantikan dengan uang kertas yang di masukan kedalam angpao.
Ada saat dimasa itu terjadi kelangkaan koin tembaga akibat penguasaan tambang secara pribadi, uang koin palsu karena dibuat sendiri maka uang kertas diperkenalkan juga sebagai alat pembayaran yang sah.
Angpao adalah adaptasi dari HongBao, sebagaimana kata resmi di tiongkok untuk amplop merah tersebut, Hong memiliki arti Merah dan Bao bermakna tetutup jadi bisa diartikan sebagai Wadah merah yang menutupi.
Warna merah sendiri seperti kita tahu adalah warna keberuntungan bagi orang orang Tionghoa. (riki/fajar)