FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Golkar, Hamka B Kady meminta pemerintah mereview kembali total nilai investasi megaproyek kereta api cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Pasalnya biaya megaproyek kereta api cepat Jakarta-Bandung membengkak dari biaya awal pembangunan KCJB sebesar US$ 6,07 miliar atau sekitar Rp 86,5 triliun menjadi Rp 113,9 triliun.
Investasi ini melonjak sekitar Rp 27 triliun dari perhitungan sebelumnya.
"Ini harus direview dalam waktu sesegera mungkin untuk mengetahui berapa besar investasi yang harus digelontorkan. Apakah benar Rp 113 triliun atau tidak. Jika semakin membengkak lagi biaya investasinya maka semakin lama masa konsesinya," papar Hamka dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), Senin (7/2/2022).
Legislator asal Sulawesi Selatan ini mendorong transparansi pemerintah menjelaskan ke rakyat soal megaproyek yang telah dimulai sejak 2016 dan target rampung pada 2019 lalu.
Karena kata dia, keberadaan proyek ini pasti berimbas ke banyak hal terkait dengan akibat sosialnya, terhadap ekonomi, transportasi yang eksisting dan infrastruktur yang sudah ada.
"Jujur saja kepada rakyat berapa total investasinya, berapa lama masa konsesinya, serta manfaat untuk masyarakat. Resiko lainnya harus benar-benar dipikirkan seperti angkutan jalan, kereta api yang sedang eksisting, dan jalan tol," jelasnya.
Hamka B Kady juga menyoroti masa konsesi 50 tahun sejak tanggal izin Operasi prasarana atau sarana Perkeretaapian dalam lingkup ini diatur pembangunan, pengoperasian, perawatan dan pengusahaan.