Belajar dari Lengsernya Gus Dur, 300 Ribu Pasukan Berani Mati Ditahan Datang ke Jakarta, Pesannya Bikin Terenyuh

  • Bagikan
Presiden Gus Dur meninggalkan Istana Negara usai dilengserkan, 23 Juli 2001

Tangis Gus Dur pecah bukan karena kelemahan dirinya menghadapi situasi politik saat itu.

Tetapi memikirkan para ulama dan pendukungnya yang mempunyai komitmen kuat untuknya.

Bahkan di sejumlah daerah dengan tegas membentuk pasukan berani mati jika Gus Dur dilengserkan.

Gus Dur menahan ratusan ribu orang yang ingin berangkat ke Jakarta. Ia tidak mau ada kerusuhan dan pertumpahan sesama anak bangsa.

300 ribu relawan berani mati siap berangkat ke Jakarta untuk membela Gus Dur dari upaya pelengseran oleh parlemen.

Dalam buku Biografi Gus Dur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid (2008: 463) karya Greg Barton, pada Februari 2001, Gus Dur berpidato di hadapan massa pembelanya dan meminta agar meninggalkan jalan, kembali ke rumah, serta mendoakan yang terbaik.

Kata Gus Dur, jangan sampai hanya karena urusan jabatan, pertumpahan darah antar sesama putra bangsa terjadi di ibu kota.

Menurut Greg, yang dilakukan Gus Dur itu mirip seperti seorang politisi kaum buruh yang mencoba membujuk bekas-bekas sejawatnya yang sedang berdemonstrasi.

Gus Dur beradu pendapat dengan ribuan demonstran seraya menyatakan argumentasinya.

“Kini bukanlah saatnya untuk menjadi emosional dan memberikan kesempatan kepada pihak-pihak lain memanipulasi keadaan untuk keuntungan mereka. Kami bisa menguasai keadaan di Jakarta tapi demonstrasi anda di jalan-jalan hanyalah melemahkan kerja bagus yang tengah kami kerjakan,” tutur Gus Dur.

“Saya memahami perasaan anda tetapi tetaplah berkepala dingin walaupun hati anda panas. Nah sekarang pulanglah ke rumah dan berdoalah untuk kami. Dengan demikian, anda telah melakukan yang terbaik,” demikian nasihat Gus Dur yang menyejukkan. Alfatihah! (dra/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan