FAJAR.CO.ID, JATIM -- Jemaah pedepokan Tunggal Jati Nusantara pimpinan Nur Hasan ternyata bukan hanya terdiri dari masyarakat biasa.
Ternyata, ada juga anggota Polres Bondowoso yang bergabung padepokan yang menggelar ritual maut di Pantai Payangan itu.
Anggota Polres Bondowoso itu menjadi salah satu korban tenggelam setelah disapu ombak ganas pantai selatan.
Anggota Polri yang menjadi korban ritual maut di Pantai Payangan itu adalah Bripda Febriyan Dwi P.
Korban diketahui berdinas di Polsek Pujer, Polres Bondowoso.
Kabar itu dibenarkan Kapolsek Ambulu AKP Makruf saat dikonfirmasi.
“Memang benar dia anggota polisi, anggota Polsek Pujer, Polres Bondowoso,” ungkap Malruf.
Menurut keterangan istri korban, Diana, anggota polisi itu mengikuti ritual padepokan Tunggal Jati Nusantara bersama korban lainnya.
Bripda Febriyan merupakan warga Jatiroto, Kabupaten Lumajang.
“Semua jenazah dilarikan ke kamar mayat RSD dr Soebandi Jember guna dilakukan autopsi,” jelas mantan Kapolsek Jenggawah tersebut.
Pengakuan Bripda Febriyan
Semenatara, Diana mengatakan, dirinya baru satu tahun menikah dengan Bripda Febriyan.
Namun dirinya tinggal berbeda daerah dengan sang suami.
Suaminya berdinas di Bondowoso. Sedangkan Diana sendiri bekerja di Probolinggo, Jawa Timur.
Sempat pamit Diana mengatakan, meski tak tinggal satu rumah, mereka kerap berkomunikasi.
“Selama ini enggak ada yang aneh sama suamiku,” katanya, Minggu (13/2/2022).
Sebelum insiden itu terjadi, Bripda Febriyan sempat berpamitan dengan dirinya melalui telepon.
“Bilangnya cuma mau pergi ke pantai. Tidak bilang kalau ada ritual,” ujar dia.
Jenazah anggota polisi itu ditemukan tim SAR gabungan pada Minggu (13/2/2022) pukul 07.00 WIB.
Febri ditemukan bersama sejumlah jenazah lain yang ditemukan tidak jauh dari lokasi ritual, di sekitar Bukit Samboja.
Untuk diketahui, dalam ritual maut di maut Pantai Payangan, total korban meninggal berjumlah 13 orang. (ruh/pojoksatu)
