“Sebanyak 87 persen dari total penerima Kartu Prakerja belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya. Sehingga ikut pelatihan Prakerja menjadi pengalaman pelatihan pertama bagi mereka,” ucapnya.
Adapun evaluasi yang dilakukan oleh The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) Southeast Asia dan Rumah Presisi Indonesia menunjukkan Kartu Prakerja terbukti berdampak positif terhadap peningkatan kompetensi, produktivitas, kebekerjaan, kewirausahaan, serta pendapatan para penerimanya.
Pencapaian tersebut memperlihatkan Program Kartu Prakerja berhasil menjalankan misi gandanya pada masa pandemi. Yakni meningkatkan keterampilan sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
Airlangga mengaku, Program Kartu Prakerja akan dibawa pada pertemuan G20 sebagai contoh program yang sukses dijalankan pemerintah Indonesia di masa pandemi Covid-19.
Bahkan, Airlangga mengaku pemerintah akan mengusulkan program serupa bisa diterapkan di negara berkembang lainnya. Pendaftaran dapat dilakukan melalui situs resmi Program Kartu Prakerja www.prakerja.go.id.
Bagi pendaftar yang lolos sebagai penerima, Airlangga meminta dapat segera memilih pelatihan yang benar-benar dibutuhkan. Penerima Kartu Prakerja dapat memanfaatkan dengan melampirkan sertifikat pelatihan Pra Kerja untuk melamar pekerjaan.
Program Kartu Prakerja juga akan membuat penawaran dan permintaan tenaga kerja lebih terhubung.
“Dengan teknologi digital, Kartu Prakerja mentransformasi layanan publik dan membentuk kebiasaan baru atau new normal bagi masyarakat untuk selalu belajar,” katanya.(jpc/fajar)