Penumpang Kelas Bisnis Komplain Pelayanan Maskapai Garuda

  • Bagikan
ilustrasi garuda indonesia

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pelayanan Garuda Indonesia di Makassar menjadi sorotan setelah membatalkan penerbangan untuk dua penumpangnya. Padahal, keduanya bukan penumpang biasa, tetapi penumpang kelas bisnis pemegang member GarudaMiles Platinum.

Peristiwa ini terjadi di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu 27 Februari 2022. Dua penumpang tersebut adalah HM Alwi Hamu serta putrinya, Deniary Alwi Hamu.

Deniary mengaku tak habis pikir terhadap layanan maskapai penerbangan Garuda yang kali ini sangat mengecewakan. Padahal sebelumnya, dia selalu dilayani dengan baik sebagai member Garuda Platinum.

Deni sebelumnya memesan tiket pesawat Garuda tujuan Jakarta untuk enam orang, masing-masing empat tiket kelas ekonomi dan dua tiket kelas bisnis. Berdasarkan jadwal, pesawat beregister GA-605 ini datang dari Kendari dan akan berangkat ke Jakarta pada pukul 12.00 Wita.

"Jadi kami ada enam orang berangkat. Tapi sebagian berangkatkan duluan ke bandara bersama barang bagasi," tuturnya.

HM Alwi Hamu yang tak lain Chairman Fajar Grup memiliki petugas internal atau PIC yang sering mengurusi keberangkatan atau kedatangannya di bandara. PIC telah mengurus check-in sekitar pukul 10.30 Wita bersamaan datangnya rombongan pertama dan bagasi. Sementara Deni bersama HM Alwi Hamu yang merupakan rombongan kedua berangkat belakangan.

"Bapak kan dalam kondisi sakit. Tidak bisa lama-lama duduk, karena masih sering kesakitan. Jadi kita berangkat belakangan dengan jadwal yang sudah terukur dan terkoordinasi dengan PIC kita di bandara," tambahnya.

Namun, betapa terkejutnya Deni saat mengetahui pihak Garuda Indonesia membatalkan penerbangannya. Padahal dia harus segera membawa HM Alwi Hamu untuk perawatan di Jakarta. Tak pelak, Deni pun komplain kepada petugas Garuda.

Petugas, kata Deni, membatalkan tiketnya karena alasan sudah close boarding. Dia menilai aneh, karena yakin tiba di bandara sebelum pesawat terbang. Tiketnya juga berstatus check-in dan siap boarding. Dokumen layak terbang dari aplikasi PeduliLindungi juga tidak ada masalah.

"Setelah saya cek, ternyata petugas di counter yang mempersulit bagasi kami. Mereka tidak mau memasukkan bagasi kalau penumpang dengan wheelchair belum tiba. Padahal bagasi dan rombongan pertama sudah tiba jam 10 lewat. Kita ini sudah masuk dalam daftar boarding. Harusnya kan bisa ditangani dulu bagasinya. Saya merasa kami ini sengaja diterlambatkan," katanya.

Deniari sudah bertahun-tahun mengurusi penerbangan ayahnya, namun baru kali ini mendapatkan pelayanan yang mengecewakan dari Garuda. Dia juga menyayangkan sikap petugas counter Garuda yang terkesan judes dan cuek.

Selain itu, Deni juga mempertanyakan layanan informasi dari pihak Garuda. Biasanya, maskapai menghubungi jika ada masalah yang bisa menghambat penumpang kelas bisnis, terutama jadwal keberangkatan pesawat. Namun ini tidak ada pemberitahuan sama sekali.

"Mereka sempat bilang bapak masih bisa terbang, tapi bagasinya harus ditinggal. Ini artinya kami tidak terlambat kan? Tapi saya sudah telanjur emosi. Saya benar-benar marah karena bapak dalam kondisi sakit diperlakukan seperti ini," ujarnya.

Karena pesawat sudah terbang, Deni akhirnya meminta penerbangan berikutnya. Kali ini, petugas Garuda di Bandara Hasanuddin mempermudah pengurusannya. Pada pukul 15.00 Wita, Deni bersama ayahnya pun bisa terbang ke Jakarta.

Dikonfirmasi terpisah, General Manager Branch Office Makassar Garuda Indonesia, Putu Tedy Wiryawan yang dikonfirmasi via ponselnya menjelaskan insiden ini terjadi karena alasan penumpang terlambat tiba di bandara. "Saat beliau datang, itu kami sudah close. Pesawat sudah persiapan terbang," jelasnya. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan