FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menduga jika kelangkaan minyak goreng yang terjadi belakangan ini dikarenakan masyarakat melakukan penimbunan.
Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko menduga penimbunan tersebut lantaran mulai adanya kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Hal tersebutlah yang membuat masyarakat membeli melebih kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan.
Padahal hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan.
Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng. “Tapi ini baru terindikasi,” kata dia saat kunjungan kerja ke Palembang seperti dikutip dari Antara, Minggu (6/3/2022).
Menanggapi hal tersebut, Politisi Demokrat Yan Harahap merasa janggal dengan pernyataan Didid.
Sebab jika rakyat yang menimbun mereka tidak harus mengantri hingga berjam-jam.
"Kalau rakyat menimbun minyak goreng, gak perlu ngantri seperti ini kan Kemendag?" ucapnya dilansir dari twitter pribadinya, Selasa (8/3/2022).
Yan pun menyebut jika Kemendag tidak dapat membedakan antara menimbun dan menyetok keperluan.
"Lagian masak gak bisa bedain ‘menimbun’ sama ‘nyetok’? Kalau menimbun itu di gudang, bukan di rumah, kali!" pungkasnya. (zak/fajar)