FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pertikaian antara Rusia dengan Ukraina semakin memanas. Imbasnya, banyak warga sipil yang menjadi korban meninggal dunia akibat peperangan itu.
Umat muslim di seluruh dunia pun diminta melerai pertikaian itu. Penceramah Ustaz Adi Hidayat, mengatakan, muslim harus hadir di tengah kedua pihak yang sedang perang itu.
Pihak yang ditengah itu mesti punya niat baik untuk menyudahi perang itu, tanpa ingin meraup untung di balik upaya perdamaian tersebut.
"Kika ada dua pihak atau lebih dalam suasana bertikai, mak orang Islam harus jadi penengah menjadi solusi yang tidak memprovokasi satu atau dua pihak untuk mengambil keuntungan yang sifatnya justru sifatnya menghancurkan pihak yang bertikai," kata Ustaz Adi, dikutip dari ceramah di kanal Youtubenya, Adi Hidayat Official, Jumat (11/3/2022).
Pada zaman Rasulullah, lanjut Adi, ternyata pernah meredam emosi dua pihak yang berpotensi terjadi peperangan antarsuku di Arab pada masa itu.
"Seperti Rasulullah pernah mencontohkan dalam peristiwa peletakan batu Hajar Aswad itu setelah direnovasi, Ka'bah bagaimana beliau mendamaikan potensi konflik yang mungkin terjadi di suku-suku Arab pada masa itu," katanya.
Lebih jauh, pernah ada dua pihak yang terlibat perselisihan yang berpotensi terjadi perang besar, adalah Bani Aus dan Khazraj yang berlangsung sekitar selama empat generasi manusia.
"Apa yang terjadi? Hal yang pertama dilakukan yakni mempersaudarakan Aus dan Khazraj dalam konflik selama enam abad itu," jelas alumnus Islamic Call College Tripoli, Libya dan juga Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung ini.
Sebagaimana dalam Surah Al Hujurat ayat 10. Dalam ayat ini sudah jelas diperintahkan agar umat muslim harus mendamaikan dua pihak atau lebih, yang terlibat selisih dan berpotensi maupun yang telah terjadi perang
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." demikian isi surah tersebut yang telah diartikan. (ishak/fajar)