FAJAR.CO.ID, BULUKUMBA-- Amiluddin meninggal dunia saat melakukan perekaman KTP elektronik, Selasa (15/3/2022) di Kantor Dinas Catatan Sipil Kabupaten Bulukumba.
Pria asal Kelurahan tanah Jaya Kecamatan Kajang, Bulukumba itu meninggal dunia saat menugurus KTP Elektronik demi pendaftaran BPJS agar bisa berobat.
Peristiwa inipun viral di media sosial. Beragam komentar warganet, beberapa menyalahkan pihak BPJS, rumah sakit hingga pemerintah setempat. Sebagian juga menyalahkan keluarga korban.
Berikut komentar beberapa warganet yang dirangkum Fajar.co.id.
"Ada case begini baru paham kan manfaatnya BPJS Kesehatan.Ada option lain ditawarin urus SKTM tp ditolak keluarga 😔Innalillahi wainnailaihi roji'un…Batas umur manusian tdk ada seorangpun yg tau…," balas @Hst0***.
"Ga bisa ta urusan nyawa ditangani dl baru, administrasi belakangan," komentar @asd***.
"Innalillahi wa inna ilayhi raji'un 🙏🏻.Tp kenapa tdk diurus dr dulu BPJS? RS jg sdh menawarkan memakai surat ket tdk mampu tp keluarga menolak.
Maaf ini yg aneh pihak keluarga nya. Sy hanya membaca dr link berita nya, tdk paham kejadian sesungguhnya," kata @aqua***.
"Biadab…org udah sekarat ja masih aja di persulit…terkutuklah kalian yg menghrgai nyawa manusia hnya sebatas KTP dn BPJS..!!," balas @reyz***.
Sebelumnya, Kepala Dinas Catatan Sipil (Kadisdukcapil) Bulukumba, Mulyati Nur menjelaskan kronologis meninggalnya Amiluddin di Kantor Catatan Sipil Bulukumba.
Amiluddin disebutkan telah dirawat di RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba sejak 3 hari yang lalu dengan diagnosa penyumbatan usus.
Setelah diobservasi, maka dianjurkan untuk dilakukan operasi. Karena tidak memiliki BPJS, pihak rumah sakit menawarkan untuk menggunakan surat keterangan tidak mampu dari pemerintah setempat.
Tawaran dari rumah sakit ditolak oleh pihak keluarga pasien dan meminta keluar paksa hari Selasa siang 15 Maret 2022.
Setelah keluar dari RSUD, ternyata pihak keluarga dan Amiluddin datang dengan menggunakan mobil angkutan untuk melakukan perekaman E-KTP karena menjadi persyaratan untuk pengurusan BPJS.
"Kebetulan saat turun dari mobil, Kadis Dukcapil melihat Amiluddin yang mengenakan sarung terlihat sempoyongan, sehingga saya inisiatif mengambil kursi roda untuk membawa Amiluddin ke mobil perekaman," katanya.
Amiluddin langsung mendapatkan layanan perekaman oleh karena sudah ada pihak keluarga sebelumnya yang datang mempersiapkan pengurusan berkas. Beberapa saat setelah perekaman, Amiluddin terjatuh.
Ia pun dibopong ke bangku panjang ternyata ia telah menghembuskan nafas terakhirnya. Mulyati Nur saat itu pun memberi bantuan dan menuntun Amiluddin saat hendak menghembuskan nafas terakhirnya di halaman kantor Disdukcapil Bulukumba.
"Saya menuntun beliua, melafazkan Syahadat. Termasuk menenangkan istrinya yang ada mendampingi," tutup Mulyati.(msn-int/fajar)