"Kadang ada warga yang marah karena depan rukonya atau tokonya ditempati untuk memarkir kenderaan menunggu antrian solar karena dekat SPBU, kan kalau begini sudah meresahkanmi yah harusnya saling memahami," lanjutnya.
Karena itu, ia berharap agar kondisi kelangkaan solar ini bisa segera diatasi oleh pemerintah. Karena ini bukan hanya di kota Makassar tetapi terjadi di seluruh daerah Sulawesi Selatan.
Hal senada juga disampaikan supir Bus Angkutan daerah jurusan Makassar-Toraja, Saldy (40) bahwa aktivitasnya sebagai sopir sangat terganggu selama bbm solar ini langka dan harus mengantri cukup lama di SPBU menunggu giliran.
"Selama kondisi ini terjadi, pekerjaan kami jadi terhambat, kami rugi tenaga dan rugi waktu juga pak," ungkap Saldy.
Dengan hal itu ia pun berharap pemeritah segera turun tangan dan mencari solusi agar tidak terjadi kelangkaaan solar di Makassar dan Sulawesi Selatan.
"Yah kami harap pemerintah provinsi atau pihak terkait bisa cari solusi, kasihan kami ini sopir jika pekerjaan terhambat," harapnya.
Dari pantauan antrean panjang truk di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar mengular sampai ratusan meter di beberapa titik. Para pengemudi menunggu giliran mengisi solar yang stoknya menipis imbas SPBU melakukan penghematan.
Seperti hanya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Selasa(22/3/2022) siang, kemacetan sudah terjadi di 500 meter jelang perempatan lampu merah BTP. Klakson kendaraan saling sahut menyahut di tengah macet.
Kemacetan di wilayah itu terjadi karena antrean truk isi BBM di SPBU dekat BTP mengular sampai ke Jalan Perintis Kemerdekaan. Truk yang tengah antre itu mengambil separuh dari lajur jalanan.