FAJAR.CO.ID -- Kremlin telah melabeli Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson sebagai pemimpin dunia anti-Rusia yang paling aktif.
Pihak Kremlin bahkan memperingatkan bahwa pendekatan London ke Moskow akan mengarah pada jalan buntu kebijakan luar negeri.
“Adapun Tuan Johnson, kami melihatnya sebagai peserta paling aktif dalam perlombaan untuk menjadi anti-Rusia,” kata kantor berita Rusia RIA Novosti mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov melansir Al Jazeera.
“Ini akan menyebabkan jalan buntu kebijakan luar negeri,” tambahnya.
Untuk diketahui, Inggris bakal memberi bantuan sekitar 6.000 rudal bagi pertahanan Ukraina serta hampir GBP 30 juta (Rp 568,4 miliar) untuk mendukung liputan saluran penyiaran BBC di wilayah itu dan membayar gaji para tentara dan pilot Ukraina.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan paket baru bantuan pada Kamis (24/3) saat pertemuan para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan G7.
Johnson juga mengisyaratkan kesediaan Inggris untuk mendukung lebih lanjut kemampuan pertahanan Ukraina.
“Inggris Raya akan bekerja sama dengan sekutu-sekutu kita untuk meningkatkan dukungan militer dan ekonomi bagi Ukraina, memperkuat kemampuan pertahanan mereka saat mereka membalikkan keadaan dalam pertempuran ini,” kata Johnson.
“Satu bulan dalam krisis ini, masyarakat internasional punya satu pilihan. Kita bisa menjaga agar api kebebasan terus hidup di Ukraina, atau terancam padam di seluruh Eropa dan dunia,” ujar Johnson.
Sebagai bagian dari paket bantuan, Inggris memberikan 6.000 peluru kendali serta dukungan keuangan senilai GBP 25 juta bagi militer Ukraina. Inggris juga menyediakan dana GBP 4,1 juta bagi BBC World Service untuk membantu layanan siaran bahasa Ukraina dan Rusia media itu serta menangkal informasi yang salah.