Reshuffle Rabu Pon Batal, PKB Sentil Menteri yang Sibuk Kampanye Pilpres

  • Bagikan
Wakil Ketua PKB, Jazilul Fawaid

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Isu perombakan (reshuffle) kabinet kembali menjadi perbincangan di ruang publik. Masyarakat sering mengaitkan isu reshuffle dengan momentum Rabu Pon seperti kebiasaan yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya.

Namun, Rabu Pon (23/3) telah lewat dan hingga hari ini, belum ada tanda-tanda Presiden akan melakukan reshuffle kabinetnya.

Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid memaklumi, jika masyarakat membicarakan isu reshuffle. Sebab, sudah cukup lama Presiden Jokowi tidak melakukan reshuffle.

Kendati begitu, Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid menegaskan bahwa reshuffle menjadi hak prerogatif presiden, sehingga tidak ada kewajiban untuk menyampaikan bocoran kapan reshuffle akan dilakukan dan siapa menteri yang ada diganti atau digeser.

”Urusan menteri bukan urusan masyarakat umum, tapi urusan performa para pembantu presiden. Sepanjang Pak Presiden memandang bahwa performa kabinet ini bagus, ya tidak perlu ada reshuffle, meskipun sudah lama belum ada pergantian,” kata Gus Jazil, Kamis (24/3).

PKB, kata Gus Jazil, menyerahkan sepenuhnya kepada presiden dan berharap masyarakat juga bersabar seandainya presiden tidak mengambil keputusan reshuffle.

Gus Jazil berharap seluruh menteri untuk fokus bekerja dan tidak terganggu dengan isu reshuffle yang santer dibicarakan publik.

”Para menteri tidak perlu risau dengan isu reshuffle. Kita berharap para menteri yang ada bekerja concern sesuai tugasnya. Abaikan isu-isu itu sebelum Pak Presiden akan melakukan reshuffle,” tutur Wakil Ketua MPR RI ini.

Gus Jazil juga menyentil sejumlah menteri yang memanfaatkan posisinya untuk melakukan kampanye-kampanye politik menuju Pilpres 2024. Dia meminta jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju fokus, jangan gunakan posisi menteri untuk kampanye politik dalam konteks untuk menjadi capres-capres, itu kan ada.

“Itu bagian dari koreksi untuk meningkatkan kinerjanya. Bahwa setiap orang punya hak untuk menjadi presiden, tapi ketika dia dalam posisi menteri, pembantu presiden maka fokuslah pada tugas itu. Mudahan-mudahan Pak Presiden juga itu tahu itu,” urainya.

Dikatakan Gus Jazil, Presiden memiliki ukuran untuk melihat apakah betul para menterinya bisa fokus bekerja pada bidangnya atau ada agenda terselubung (hidden agenda) yang kemudian membuat kinerja sejumlah menteri berkurang atau kurang fokus.

”Itu bisa dilihat, para pengamat bisa melihat, rakyat pun bisa melihat,” ungkap Gus Jazil.

Secara khusus, Gus Jazil meminta para menteri yang berasal dari PKB untuk bisa meningkatkan kinerjanya sehingga tetap mendapatkan kepercayaan dari presiden dan bisa memberikan yang terbaik untuk melayani rakyat.

”Jika ada pekerjaan-pekerjaan yang lambat, tolong segera dipercepat. Kalau ada pekerjaan-pekerjaan yang diharapkan oleh rakyat belum selesai, tolong segera diselesaikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,” pungkasnya.(jpc/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan