Dalam sehari, bersama ayah dan ibunya, Aini bisa mengangkat setidaknya 850 sak semen.
Namun itu tidak setiap hari. Tergantung panggilan. Maklum hanya buruh serabutan, kata Aini tersenyum.
Satu sak semen dia dibayar Rp 600, dalam satu mobil truk ia bisa meraup uang Rp450 ribu. Itu untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah adik-adiknya.
Nahasnya, sang ibu kini terbaring sakit. Kakinya patah karena tertimpa semen. Kalau angkat semen kakinya cuma diseret. Tubuh rentanya tak lagi bisa menopang 50 kg semen.
Kedatangannya ke AAS Building karena diundang langsung oleh sang tuan rumah, Andi Amran Sulaiman. Founder AAS Foundation sekaligus Ketua IKA Unhas itu menaruh simpatik kepada Aini yang dianggapnya memiliki karakter petarung, tangguh, dan pekerja keras.
Aini diberi bantuan berupa uang tunai, biaya pendidikan, dan jaminan masa depan serta bisa langsung kerja magang di perusahaan Amran Sulaiman, PT Tiran Group.
Uang bantuan dari AAS Foundation dan IKA Unhas itu akan digunakan untuk pengobatan kaki ibunya.
"Ini saya tidak tahu kalau mau dikasih uang. Saya sangat bersyukur dan semoga uang ini bisa operasi kakinya mamaku dan bisa bantu orang tua juga. Alhamdulillah sudah bisa bayar kos juga," tutur Aini dengan mata berkaca-kaca.
Meski ia seorang perempuan, namun mentalnya sekeras baja. Ia tak pernah mengeluhkan garis hidupnya. Apalagi malu dengan teman sebayanya.
"Saya kuat pikul semen karena ada triknya. Sekarang sudah biasa. Malah kalau tidak angkat-angkat semen, badan saya sakit-sakit semua," bebernya tertawa.