Kelangkaan Minyak Goreng Justru Membawa Nikmat

  • Bagikan

Senyawa Berbahaya dalam Kandungan Minyak Goreng

Permasalahan yang timbul dalam hal konsumsi minyak goreng ini banyak disebabkan perilaku masyarakat yang lebih memilih menggunakan minyak goreng curah karena dianggap lebih murah, konsumsinya yang berlebihan atau melebihi angka kecukupan gizi, sering menggunakan minyak jelantah karena bermaksud hemat dan terakhir karena adanya senyawa berbahaya dalam kandungan minyak goreng.

Beberapa jenis minyak goreng memiliki kadar lemak jenuh dan lemak trans yang sangat tinggi, bahkan melebihi sumber lemak jenuh dalam daging merah. Selain itu juga mengandung asam lemak Omega-6, yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan karena akan memicu peradangan. Lemak jenuh dan lemak trans juga sama-sama bisa menyebabkan pembuluh darah arteri tersumbat, akibatnya peluang terjadinya serangan jantung atau bahkan stroke lebih besar.

Selain terdapat Omega-6, lemak jenuh dan trans, dalam minyak goreng juga terdapat Akrilamida, senyawa berbahaya yang memicu penyakit knker. Senyawa ini tercipta dari hasil menggoreng karbohidrat, dan jumlahnya akan meningkat jika minyak goreng dipakai dengan temperatur yang sangat tinggi dan durasinya lama.

Hemat dalam Penggunaannya akan Atasi Kelangkaan Minyak Goreng

Peristiwa kelangkaan minyak goreng di Indonesia memberi peluang berharga bagi dunia kesehatan, khususnya dalam pengendalian penyakit tidak menular di masyarakat. Momentum ini menjadi kesempatan untuk promosi tentang pentingnya mengurangi konsumsi minyak goreng. Saatnya mengubah pola konsumsi masyarakat dengan mengurangi ketergantungannya terhadap minyak goreng. Masyarakat harus tahu dan menyadari bahwa konsumsi lemak/minyak maksimal lima sendok makan atau 72 gram per orang per hari. Jika melebihi takaran tersebut maka akan berdampak buruk pada kesehatannya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan