Kelangkaan Minyak Goreng Justru Membawa Nikmat

  • Bagikan

Ketika minyak goreng sedang langka seperti sekarang ini, solusi alternatif yang ditawarkan adalah mengajak masyarakat agar irit menggunakan minyak goreng dengan cara semua bahan makanan diolah dengan direbus, dikukus, dipanggang atau dibakar. Dengan demikian otomatis konsumsi makanan yang mengandung lemak/digoreng juga akan berkurang. Selain itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan bahan makanan pengganti dari minyak goreng ini.

Minyak goreng yang identik dengan minyak sayur yang bersumber dari kelapa sawit dapat diganti dari jenis minyak goreng yang bersumber dari bahan nabati lainnya seperti minyak kelapa, minyak kanola, minyak alpukat, minyak zaitun, minyak jagung, dan margarin serta yang bersumber dari olahan bahan hewani seperti mentega. Jika mempertimbangkan komposisi lemak jenuh dan trans-nya serta titik asap yang berdampak pada kesehatan, khususnya terhadap kolesterol, timbulnya inflamasi, dan karsinogenik maka minyak zaitun dan margarin adalah pilihan terbaik.

Walaupun minyak zaitun adalah yang paling direkomendasikan namun pada merek tertentu tidak cocok dipakai untuk menggoreng makanan. Demikian pula dengan margarin, harus memilih margarin yang bersumber nabati dan tidak terhidrogenasi parsial sehingga lemak transnya juga sangat minimal. Oleh karena itu sangat penting memerhatikan informasi pada labelnya.

Selalu ada hikmah di setiap kejadian, mengambil hikmah itu diutamakan karena itulah sejatinya kekuatan dari setiap pembacaan atas peristiwa yang terjadi. Demikian juga dengan kejadian minyak goreng yang langka di negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia ini. Ada manfaat yang dapat diambil, khususnya dalam menanggulangi penyakit tidak menular yang merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia. Solusi dengan mengubah pola konsumsi masyarakat akan menyelesaikan dampak kelangkaan minyak goreng saat ini, sekaligus akanmengatasi permasalahan penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit kanker di masyarakat. Ibarat pribahasa “sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui”.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan