FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Minyak goreng jadi salah satu kebutuhan pokok rumah tangga. Hal itu terlihat dari fenomena warga yang rela antre membeli minyak goreng hingga berjam-jam.
Ditambah saat ini kondisi minyak goreng yang lagi langka, dan juga sudah punya harga yang cukup mahal. Akibatnya tak jarang orang akhirnya 'berhemat' menggunakan minyak goreng dengan penggunaan yang berulang-ulang.
Di rumah tangga, minyak goreng digunakan untuk memasak, mulai membuat tumisan, gorengan seperti bakwan, tempe goreng, atau bahkan ayam dan ikan goreng.
Biasanya minyak bekas menggoreng ini tidak langsung dibuang dan bisa digunakan untuk memasak makanan berikutnya. Tapi, apakah penggunaan minyak goreng berulang ini berbahaya untuk kesehatan? Dokter Gizi dari Rumah Sakit Borromeus Bandung, Johanes Chandrawinata mengatakan penggunaan minyak goreng berulang memang berisiko pada kesehatan.
Johanes menyebut, tidak ada aturan tetap berapa kali minyak sebaiknya digunakan untuk memasak. Jika ada yang menyebut dua atau tiga kali belum tentu bisa diikuti karena setiap orang berbeda dalam menggunakan minyak.
Sebaliknya, ciri visual (terlihat) yang bisa diterapkan sebagai batas maksimal pemakaian berulang minyak goreng adalah dari warnanya. Jika minyak sudah terlihat berubah warna menjadi agak kecoklatan hingga menghitam, maka ini ciri minyak goreng yang harus diganti.
"Jika ada yang menyebut dua atau tiga kali belum tentu bisa diikuti karena setiap orang berbeda dalam menggunakan minyak," kata Johanes, dikutip dari CNN, Minggu (27/3/2022).
"Sebaliknya kalau sudah dipakai dua tiga kali tapi warnanya masih bening, tidak apa-apa digunakan lagi, digunakan berulang, karena kualitas minyak itu terlihat dari warnanya ya, kalau bening dia bagus." sambungnya.
Perubahan warna minyak goreng ini berarti ada zat oksidan yang cukup berbahaya. Selain itu minyak goreng yang berulang kali digunakan juga bisa membentuk polisiklik hidroksi karbon yang berisiko menyebabkan jenis kanker tertentu, misalnya kanker usus besar.
"Juga yang harus diperhatikan kalori pada minyak yang dipakai berulang kali ini meningkat, jadi semakin tinggi kolesterol dan asam lemak transnya." pungkasnya. (riki/fajar)