Pengawasan penjualan minyak goreng curah juga terus dilakukan. Sebab, dimungkinkan kelangkaan minyak goreng curah tersebut karena pengemasan ulang untuk menjadi minyak goreng kemasan.
”Ini yang juga harus diawasi. Sekarang banyak merek baru minyak goreng. Tentunya, harus dipastikan kesesuaian atau standar pengemasannya dan informasi lain di kemasan harus benar,” terang Riswanti.
Riswanti menyebut, pemerintah sebelumnya berupaya menghilangkan minyak goreng curah dan menggantinya dengan minyak goreng kemasan sederhana. Sehingga, konsumen mendapat informasi atas produk yang dibeli.
”Jika membeli curah, tidak ada informasi apapun yang diperoleh konsumen. Tidak ada nilai gizi atau tanggal kedaluwarsa. Tetapi, rencana tersebut urung dilaksanakan karena kondisi saat ini,” tutur Riswanti.
Selain minyak goreng curah, harga kebutuhan pokok lain di Kota Jogjakarta cukup stabil tinggi, seperti daging sapi yang dijual Rp 125.000 per kg. ”Tetapi untuk cabai justru mengalami penurunan hingga 20 persen. Kondisi menjelang Ramadan terkadang mempengaruhi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok,” ucap Riswanti. (jawapos/fajar)