Para ulama tingkat tinggi (ar-rasihuna fil-'ilmi) itu sejatinya memiliki ilmu dan hikmah, sehingga dari pikiran dan lisannya keluar kearifan dan kebajikan utama. Beragama tidak boleh merasa paling benar dan paling suci, karena hanya Allah Yang Maha Tahu siapa yang paling bertaqwa di antaramu (QS An-Najm: 32).
Hal yang paling penting justru sambut dan mulailah puasa Ramadhan apakah yang hari Sabtu maupun Ahad (Minggu) dengan niat ikhlas, rendah hati, sabar, dan khusyuk untuk beribadah Lillahi-ta'ala. La'allakum tattaquun, agar setiap muslim yang berpuasa menjadi lebih bertaqwa sebagaimana tujuan berpuasa (QS Al-Baqarah: 183).
Mari siapapun muslim yang mulai berpuasa apakah Sabtu atau Ahad, berlomba untuk menjadikan diri makin bertaqwa. Menjadi orang yang lebih baik, makin saleh, berilmu, bijaksana, dan beramal kebajikan yang melampaui sehingga menebar rahmat bagi semesta alam.
Laksanakan segala amalan ibadah di bulan Ramadhan dengan ikhlas dan benar, serta mau berbagi kebaikan dengan tetangga dan sesama apapun agama, golongan, dan perbedaan lainnya.
Instrospeksilah untuk diri sendiri apakah puasa dan hidup kita di bulan Ramadhan tahun ini menjadi semakin baik atau tidak. Bismillahirrahmanirrahim. Luruskan niat berpuasa Ramadhan dengan benar, baik, dan bersih. Jauhkan sikap angkuh beragama yang merasa menjadi pemilik kebenaran dan penghuni sorga sendirian. (*)
Disalin dari laman Facebook
Haedar Nashir