Sri Mulyani Sebut Perang Ukraina-Rusia Picu Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Beberapa Pekan Terakhir

  • Bagikan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Jawa Pos)

Tekanan geopolitik, kata Sri Mulyani, memberikan hambatan terhadap perekonomian yang sedang berusaha pulih.

"Di satu sisi, tantangan ini memberikan dampak positif berupa peningkatan penerimaan dari kenaikan harga komoditas. Namun, tentu kita juga harus menyelamatkan rakyat dari ancaman perekonomian,"paparnya.

Sri Mulyani menambahkan, APBN akan terus merumuskan strategi agar penerimaan negara dapat disalurkan secara tepat.

Pada Tahun 2022, anggaran sebesar Rp455 Triliun telah dialokasikan untuk melanjutkan Program PC-PEN.

Program ini, kata dia, akan difokuskan untuk meningkatkan ketahanan dan penciptaan kesempatan kerja," tukasnya.

"Seluruh langkah ini akan dilakukan secara detil dan hati-hati. Tujuannya demi menjaga daya beli masyarakat, momentum ekonomi, juga menjaga APBN. Kita memang menghadapi situasi yang tidak mudah. Namun bukan berarti tidak bisa dilalui. Semoga tantangan ini dapat kita atasi bersama," pungkasnya.

Seperti diberitakan anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin menilai, kenaikan harga pangan dan energi seperti bahar bakar minyak (BBM) dan gas LPG, akan berdampak pada daya beli masyarakat dan menikkan angka kemiskinan.

“Saya meyakini, bahwa kenaikan harga komoditas strategis seperti pangan dan energi ini telah berdampak luas pada rakyat Indonesia terutama terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah," ujar Akmal.

Dia menyebut bahwa ada sekitar 115 juta kelas menengah dan masih ada ratusan juta rakyat menengah kebawah yang terguncang kenaikan harga pangan dan energi.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan