Meski di Negaranya BBM Langka Hingga Terlilit Utang, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Bersikeras Emoh Mundur

  • Bagikan
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (berkaca mata) bersikeras tidak akan mengundurkan diri meski negaranya sudah dilanda krisis besar-besaran. (Dinuka Liyanawatte/Reuters)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa bersikeras tidak akan mengundurkan diri meski negaranya sudah dilanda krisis besar-besaran. Kerusuhan, harga-harga naik, inflasi, BBM langka, hingga utang yang melilit tak membuat presiden memutuskan untuk mundur. Padahal hampir semua menteri sudah mengundurkan diri.

Rajapaksa yang memerintah negara itu sejak 2019 akhirnya mencabut keadaan darurat pada Selasa (5/4) malam setelah lima hari negara itu dilanda kekacauan. Warga Sri Lanka menderita kekurangan bahan bakar, listrik, makanan, obat-obatan, dan barang-barang lainnya selama berminggu-minggu. Dokter mengatakan seluruh sistem kesehatan bisa runtuh dalam beberapa minggu. Protes jalanan dimulai sebulan lalu untuk menuntut penggulingan Rajapaksa.

“Bolehkah saya mengingatkan Anda bahwa 6,9 juta orang memilih Presiden,” kata Menteri Johnston Fernando di parlemen sebagai tanggapan atas kritik dari oposisi dan tuntutan Presiden mundur.

“Sebagai pemerintah, kami dengan jelas mengatakan Presiden tidak akan mengundurkan diri dalam keadaan apa pun. Kami akan menghadapi ini,” tegasnya lagi.

Setelah pidato Fernando, hampir 200 dokter, beberapa di antara mereka mengenakan pakaian biru, berbaris di jalan dekat rumah sakit nasional di ibu kota Kolombo, meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah. Beberapa orang memegang spanduk bertuliskan “Perkuat hak orang untuk hidup”. “Nyatakan darurat kesehatan”.

Sistem Kesehatan Kolaps

Petugas tenaga kesehatan Malaka Samararathna, yang bekerja di Rumah Sakit Apeksha mengatakan tidak hanya obat-obatan, tetapi bahan kimia yang digunakan dalam pengujian hampir habis. Pasien sulit menjalani kemoterapi.

Dia mengatakan obat kanker seperti Filgrastim dan Cytarabine, serta beberapa antibiotik, kekurangan pasokan. Juru Bicara Asosiasi Petugas Medis Pemerintah Vasan Ratnasingam, yang mewakili lebih dari 16.000 dokter di seluruh negeri, mengatakan setidaknya satu obat vital tidak tersedia sama sekali di Rumah Sakit Anak Lady Ridgeway miliknya.

“Selain itu, ada 102 obat esensial yang mengalami kelangkaan. Beberapa obat tersebut juga sering digunakan, seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih,” ujarnya.

Terlilit Utang

Menteri Keuangan telah mengundurkan diri pada Selasa (5/4), sehari setelah pengangkatannya dan menjelang pembicaraan penting yang dijadwalkan dengan Dana Moneter Internasional untuk program pinjaman.

Rajapaksa membubarkan kabinetnya pada Senin (4/4) dan berusaha untuk membentuk pemerintah persatuan, sebuah proposal yang ditolak oleh partai-partai yang berkuasa dan oposisi. Saudaranya Mahinda Rajapaksa menjabat sebagai Perdana Menteri.

Data resmi terbaru yang dirilis menunjukkan inflasi di Kolombo mencapai 18,7 persen pada Maret, rekor bulanan keenam berturut-turut. Harga makanan melonjak ke rekor 30,1 persen.

Kolombo memberlakukan larangan impor secara luas pada Maret 2020 dalam upaya untuk menghemat mata uang asing yang diperlukan untuk membayar hampir USD 7,0 miliar tahun ini untuk melunasi utangnya sebesar USD 51 miliar. Pemerintah mengatakan sedang mencari bailout dari Dana Moneter Internasional sambil meminta lebih banyak pinjaman dari India dan Tiongkok. (jawapos/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan