FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, mengaku heran kota yang dipimpinnya disebut sebagai kota paling tidak toleran. Pasalnya, saat ini Makassar dipimpin kaum minoritas dari sisi suku.
Diketahui, Makassar masuk 10 besar kota paling tidak toleran berdasarkan riset yang dilakukan Setara Institute terhadap 94 kota di Indonesia 2021.
Berdasarkan laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2021, Makassar berada pada urutan sepuluh kota paling tidak toleran dengan skor 4,517. Sedangkan, urutan pertama adalah Kota Depok dengan skor 3,577.
"Kalau kota ini tidak toleran bukan wali kotanya Danny Pomanto. Saya dipilih rakyat, ini bentuk toleransi. Saya lahir di Makassar, tapi saya ini kaum minority secara kesukuan dan saya dihantam karena persoalan ras tapi masyarakat tetap pilih saya. Artinya, masyarakat ini paling toleran," jelas Danny, Jumat (8/4/2022).
Meski masuk 10 besar kota paling tidak toleran, kata Danny, Makassar berada pada posisi terendah. Artinya, kota paling toleran di antara yang tidak toleran.
"Nilainya kita tinggi, kita rangking paling rendah dari sikap toleransi dari yang tidak toleransi," ungkapnya.
Menurutnya, hasil riset yang dikeluarkan Setara Institute yang menyebut Makassar salah satu kota intoleran karena sebelumnya ada pengajuan perwali di mana di dalamnya terdapat unsur kebebasan. Salah satunya terkait kebebasan kelompok LGBT.
Namun perwali itu secara tegas dia tolak. Kendati begitu, Danny enggan membeberkan perwali yang dimaksud.
"Tapi saya curiga (mudah-mudahan saya salah), ada pengajuan perwali di dalamnya mengandung kebebasan, termasuk kebebasan LGBT. Saya tolak dengan tegas itu, apakah itu tidak toleran, biarmi kalau itu," tegas Danny.
Selain itu kata Mantan Dosen Arsitek Unhas ini, Kota Makassar tidak boleh membebaskan aktivitas kelompok LGBT. Sehingga, dia bersama umat beragama lainnya sepakat untuk menolak LGBT.
"Tidak bisa, kota ini punya agama. Tadi malam saya bersama umat beragama sepakat anak-anak kita harus diselamatkan, dan kita ini bukan kota bebas. Itu dugaan belum tentu benar," tutur Wali Kota Makassar dua periode ini.
Indikasi lain yang memungkinkan Makassar termasuk kota intoleran, lanjut Danny yakni kebijakan pemerintah kota yang melakukan razia kondom pada saat malam valentine Februari lalu.
"Apakah kondom kemarin jadi tidak toleran, biarmi. Tidak apa-apa saya tanggung jawab kalau itu dianggap tidak toleran. Karena memang kondom itu mau ditertibkan. Bukan kondom dilarang, tapi mau ditertibkan karena itu alat kontrasepsi," pungkas orang nomor satu Makassar ini. (selfi/fajar)