FAJAR.CO.ID, CAGLIARI—Juventus kembali ke jalur kemenangan setelah kalah 0-1 dari Inter Milan di derby d’Italy. Menghadapi Cagliari hari ini, Si Nyonya Tua menang tipis 2-1.
Sempat tertinggal lebih dulu setelah dijebol Joao Pedro melalui serangan balik di menit 10, Juventus bangkit di momen-momen krusial. Mereka menyamakan kedudukan di injury time babak pertama lewat gol Matthijs de Ligt lalu memastikan kemenangan dengan gol Dusan Vlahovic di menit ke-75.
“Saya tidak suka kalah, jadi saya lebih suka dikritik ketika kami bermain buruk, tetapi tetap menang. Tidak ada yang mengingat performa Minggu lalu, mereka hanya ingat Inter berbaris menuju Scudetto, bukan bagaimana orang bermain,” kata pelatih Juventus, Massimiliano Allegri kepada Sky Sport Italia.
Allegri yang marah-marah menegaskan bingung dengan media. Alasannya, mereka selalu membicarakan permainan cantik, namun pada saat yang sama juga mengedepankan hasil.
“Anda tidak pernah tahu, mereka mungkin mengubah permainan malam ini juga. Hal yang lucu adalah bahwa Anda di media selalu membicarakan tentang sepak bola yang indah, tetapi juga fokus pada hasil!” ketusnya.
Ia lantas menyinggung hasil Liga Champions di mana mereka disingkirkan Villareal. Saat itu, mereka bermain bagus sepanjang 75 menit sebelum akhirnya jebol tiga kali dan tersingkir.
“Saya diberitahu bahwa sampai menit ke-75 melawan Villarreal, semua situs web dan media sosial memuji penampilan Juventus. Setelah kami kebobolan, Juventus disebut bencana,” tegasnya.
“Itu tidak masuk akal. Performanya tetap sama, satu-satunya yang berubah adalah hasilnya. Saya senang mendengar kritik, tetapi kadang-kadang ada yang sedikit berlebihan dan itu membuat saya kesal,” lanjutnya.
Menurut Allegri, ia berbicara demikian bukan hanya karena situasinya di Juventus. “Ini bukan hanya tentang kami, tetapi sepak bola secara umum. Saya berharap di tahun-tahun mendatang orang akan kembali berbicara tentang ABC sepakbola, seperti sentuhan pertama, melepaskan penjagaan Anda, dll,” katanya.
“Italia memenangkan Piala Dunia empat kali, kami memiliki gaya kami, tetapi selama 15 tahun kami telah mengejar setelah gaya Pep Guardiola dan tidak menyadari bahwa dia juga berubah,” kuncinya. (amr)