Ditangkap KPK Selalu Dianggap Luar Biasa, Fahri Hamzah: Masa Ditangkap Penegak Hukum Lain Dianggap Cemen

  • Bagikan
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Foto: dokumentasi pribadi for jpnn.com

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Fahri Hamzah ikut berkomentar terkait Dirjen Kemendagri jadi tersangka kasus minyak goreng.

Diketahui kejaksaan agung (Kejagung) menetapkan Dirjen Perdaglu Kemendagri Indrasari Wisnu Wardhana jadi tersangka kasus minyak goreng.

Fahri Hamzah melalui akun Twitter pribadinya menyindir kasus minyak goreng bahwa Ekspor dan impor merupakan hal yang menyenangkan.

"Eksport dan Import memang gurih kawan," ucap Fahri Hamzah dikutip dari @Fahrihamzah pada Rabu, 20 April 2022.

Lanjutnya, Fahri Hamzah menjelaskan bahwa penangkapan baik dari KPK dan kejaksaan RI merupakan hal yang sama.

"Mafia dan koruptor yang ditangkap @KPK_RI dan @KejaksaanRI itu sama saja. masak kalau ditangkap KPK jadi luar biasa tapi kalu ditangkap penegak hukum lain dianggap cemen," ucapnya.

"Ayo yang biasa adu domba sekarang kita dorong penegak hukum kerjasama cicak sama buaya biar kompak!.

Selain itu, Fahri mengatakan bahwa masyarakat harus memuji kejaksaan RI, KPK dan Polri.

bukan tanpa sebab Fahri menuliskan hal tersebut. Dirinya berharap tiga lembaga tersebut makin mantap berantas mafia.

"Kita harus memuji @KejaksaanRI dan @KPK_RI dan POLRI @DivHumas_Polri agar maju bersama memberantas Mafia," kata Fahri, Rabu (19/4/2022).

"Ini era Orkestra. Jangan adu domba. Ini kerja bersama," sambungnya.

Lebih lanjut mantan Wakil Ketua DPR RI itu mengatakan bahwa KPK sudah tidak mau dipuji sendiri.

Bagi Fahri, KPK ingin dipuji bersama-sama dengan lembaga terkait dalam memberantas mafia di Indonesia.

"Bagi yg terbiasa memuji KPK kerja sendiri sekarang sudah tidak zamannya," ujar Fahri.

"Karena KPK juga sudah tidak mau dipuji Puji sendiri tetapi bersama-sama sebagai mekanisme Trigger yang bekerja di dalam sistem," sambung Fahri.

Fahri juga mengajak masyarakat untuk memberikan apresiasi terhadap sistem yang ada di Indonesia.

"Mari apresiasi sistemnya bukan kerja sendiri dan perseorangan," jelas Fahri.

Mantan Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengimbau agar publik tak lagi menjadikan KPK sebagai satu-satunya lembaga perjuangan.

"Jadi para sahabatku yang terbiasa menjadikan KPK sebagai medium perjuangan," terang Fahri. (fin)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan