Rusia Kepung Kota Mariupol, Komandan Brigade Marinir 36 Ukraina Bilang Pasukannya Mungkin Bertahan dalam Hitungan Jam

  • Bagikan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menginjakkan kaki di Bucha, Kiev Oblast, Senin (4/4). Ukraina dikabarkan makin merapat ke Uni Eropa. (AFP)

FAJAR.CO.ID, MOSKOW -- Mariupol kian terkepung. Komandan Brigade Marinir 36 Ukraina, Mayor Serhiy Volyna menegaskan bahwa mereka mungkin hanya bisa bertahan dalam hitungan jam. Maksimal hitungan hari. Dia dan pasukannya berlindung di pabrik baja Azovstal. Ada sekitar 500 tentara yang terluka ditambah warga sipil di tempat tersebut.

Mayoritas bangunan di Mariupol memang sudah hancur. Azovstal merupakan bangunan besar yang masih berdiri kukuh. Jika pabrik itu dibombardir oleh Rusia, nasib kota tersebut bakal jauh lebih parah dari Bucha. Saat ini masih ada sekitar 100 ribu penduduk sipil di Mariupol. Pemerintah Ukraina sedang bernegosiasi untuk bisa mengevakuasi anak-anak, perempuan, dan lansia dari kota itu.

Volyna menegaskan bahwa pasukannya masih berusaha untuk bertahan meski terkepung. Dia berharap bisa mendapatkan bantuan senjata dan dibawa ke tempat yang aman di negara ketiga. Menurut dia, pasukan Rusia sudah mengepung dengan kekuatan yang sangat besar. ”Ini mungkin menjadi permohonan terakhir untuk nyawa kami,” ujarnya.

Dalam video yang diunggah di akun Facebook-nya, dia menge-tag Presiden AS Joe Biden, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Rusia tidak hanya menyerang Mariupol saja secara besar-besaran. Tapi, juga wilayah Donbas. The Guardian mengungkapkan bahwa Kremlin menerjunkan sekitar 10 ribu–20 ribu tentara bayaran dari Syria, Libya, dan negara-negara lainnya untuk menyerang Donbas. Mereka direkrut oleh perusahaan tentara bayaran Rusia, yaitu Wagner Group.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan