Zelensky Beri Peringatan Negara Tetangga, Rusia Bisa Saja Menginvasi Negara Mereka

  • Bagikan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan negara-negara tetangganya untuk mewaspadai Rusia.

Presiden berlatar belakang komedian itu mencurigai Rusia hanya menjadikan Ukraina sebagai awal dari serangan lantaran Moskow berencana memperluas invasinya ke negara tetangganya.

Peringatan itu disampaikan Presiden Zelenskyy setelah seorang jenderal Rusia mengatakan negaranya menginginkan kendali penuh atas Ukraina selatan.

"Semua negara yang, seperti kami, percaya dengan kemenangan hidup atas kematian harus bertempur bersama kami. Mereka harus membantu kami, karena kami yang pertama dalam barisan. Dan, siapa akan jadi berikutnya?" kata Presiden Zelenskyy dilansir Antara dari Reuters.

Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah meningkatkan serangan di sepanjang garis depan wilayah timur dan berusaha menyerang wilayah Kharkiv, sebelah utara dari target utamanya, wilayah Donbas.

Pernyataan militer Ukraina diamini pihak Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia yang mengatakan bahwa pasukannya telah merebut depot senjata besar di Kharkiv dan menghantam puluhan target di wilayah Donetsk dan Kharkiv pada Jumat.

Namun, Komando militer Ukraina di selatan dan timur mengeklaim telah menahan 11 serangan Rusia, menewaskan 130 tentara dan menghancurkan 12 tank dan 27 kendaraan lapis baja mereka.

Wakil Panglima Distrik Militer Pusat Rusia Rustam Minnekayev dikutip kantor-kantor berita Rusia mengatakan kendali penuh atas Ukraina selatan akan memberi Moskow akses ke Transnistria, pecahan Moldova yang diduduki Rusia di wilayah barat.

Jika itu terjadi, seluruh garis pantai Ukraina akan dikuasai dan pasukan Rusia akan mampu bergerak ratusan mil ke arah barat dari posisi saat ini, melewati Mykolaiv dan Odesa, kota-kota besar di pesisir Ukraina.

Pernyataan itu menjadi salah satu informasi paling lengkap tentang ambisi Moskow di Ukraina dan mengindikasikan bahwa mereka tak berencana menghentikan serangannya di sana dalam waktu dekat.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Ukraina mengatakan di Twitter bahwa pernyataan Rustam Minnekayev menunjukkan Rusia tak lagi menyembunyikan maksudnya.

Menurut Kemhan Ukraina, Moskow mengakui bahwa sasaran perang 'fase kedua' bukanlah kemenangan atas mitos Nazi, tetapi sekadar menduduki wilayah timur dan selatan Ukraina.

Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa Rusia melakukan imperialisme adalah benar adanya.

Buntut pernyataan Rustam Minnekayev, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Moldova mengatakan pihaknya telah memanggil Duta Besar Rusia.

Kemenlu Moldova memanggil Dubes Rusia pada Jumat kemarin untuk menyatakan keprihatinan mendalam tentang komentar Jenderal Rustam Minnekayev.

“Moldova bersikap netral,” kata Kemlu Moldova.

Negara Moldova bulan lalu mengajukan diri bergabung dengan Uni Eropa, menegaskan niat mengarah ke Barat.

Hal serupa dilakukan Ukraina jauh-jauh hari yang mengundang kemarahan Rusia dan melakukan invasi kepada negara pecahan Uni Soviet itu.

Keputusan Moldova bergabung dengan Uni Eropa mendapat dukungan Amerika Serikat.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter mengatakan Washington mendukung penuh kedaulatan Moldova.

Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar ketika ditanya apakah Rusia telah memperluas sasaran operasinya dan bagaimana Moskow melihat masa depan politik di selatan Ukraina. (jpnn/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan