FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok separatis teroris (KST) di Papua tidak berhenti berulah. Pada Jumat (22/4), dalam sehari mereka melakukan tiga kali aksi teror. Mulai membakar bangunan PT Martha Tunggal Teknik (PT MTT) di Kabupaten Puncak, menyerang aparat di Batas Batu, hingga menembak mobil patroli TNI-Polri di Kenyam, Nduga.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan bahwa pihaknya bertanggung jawab dalam pembakaran PT MTT Jumat lalu. ’’Kami bertanggung jawab,’’ tuturnya.
Pada hari yang sama, TPNPB-OPM juga melakukan serangan berupa penembakan di Batas Batu, Nduga. Dia mengatakan, dua serangan tersebut ditujukan untuk memberikan peringatan agar wilayah Pelabuhan Batas Batu hingga masuk ke Kota Kenyam dikosongkan. ”Tidak boleh ada aktivitas masyarakat,’’ tegasnya lewat keterangan tertulis kemarin.
Sementara itu, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Kav Herman Taryaman menyebutkan, Pos Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar di Kalikote, Kabupaten Nduga, diserang pada Jumat (22/4) sore pukul 17.00 WIT. Seorang anggota TNI bernama Pratu Mar Dwi Miftahul Ahyar meninggal dunia. Satu anggota TNI lainnya, yakni Mayor Mar Lilik Cahyanto, mengalami luka di bagian bahu.
”Gerombolan separatis teroris benar-benar biadab menyerang dan menembak aparat TNI yang sedang mengemban tugas negara yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu orang terluka di bagian bahu,” ujar Herman dilansir dari jawapos.com kemarin.
Kemarin pagi pihaknya sudah mengevakuasi Pratu Mar Dwi Miftahul Ahyar dengan menggunakan Heli Caracal. Pada pukul 11.15 WIT, helikopter tiba di Bandara Mimika. ”Selanjutnya, jenazah Pratu Mar Dwi Miftahul Ahyar dibawa ke RSUD Mimika,” katanya. Rencananya, jenazah Pratu Dwi akan dibawa ke Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, hari ini (24/4). (jawapos/fajar)