Pembantaian Warga Sipil di Bucha, Rusia Dituduh Pakai Senjata Peninggalan Perang Dunia I

  • Bagikan
Ilustrasi pasukan Rusia menggempur wilayah Ukraina (Reuters)

FAJAR.CO.ID, BUCHA-- Kota Bucha di Ukraina menjadi sorotan dunia. Itu setelah Rusia dituduh melakukan kejahatan perang dengan membantai warga sipil. Penemuan kuburan massal selama serangan Rusia makin menguatkan tuduhan tersebut.

Warga sipil yang tewas kebanyakan ditemukan dengan luka tembak di tubuhnya. Laporan media asing menyebutkan, peluruh dan senjata yang digunakan untuk membunuh warga sipil itu ternyata sisa senjata dari Perang Dunia I.

Menurut The Guardian, lusinan warga sipil tewas oleh panah logam kecil. Ini dilaporkan berasal dari peluru sejenis artileri Rusia.

Banyak saksi telah melaporkan bahwa panah kecil yang disebut peluru fléchette, ditembakkan oleh pasukan artileri Rusia sebelum mereka mundur dari Bucha.

Sementara kelompok hak asasi manusia di seluruh dunia telah berkampanye menentang flechette. Namun, tidak dilarang menurut hukum internasional.

Beberapa petugas saat melakukan post-mortem untuk warga sipil yang tewas di Bucha, mencatat bahwa anak panah logam kecil ditemukan tertanam di dada dan tengkorak.

“Kami menemukan beberapa benda yang sangat tipis, seperti paku di tubuh pria dan perempuan. Mayoritas tubuh ini berasal dari wilayah Bucha-Irpin,” kata Dokter Forensik Ukraina Vladyslav Pirovskyi berbicara kepada The Guardian.

Menurut The Guardian, jenis senjata tersebut banyak digunakan selama Perang Dunia I. Sejumlah besar fléchettes yang panjangnya 3 sampai 4 cm terkandung dalam peluru senapan lapangan.

Ketika ditembakkan, peluru-peluru itu meledak di atas tanah yang menyebabkan mereka menyebar dalam lengkungan lebar yang meliputi area dengan lebar 300 meter dan panjang 100 meter.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan