FAJAR.CO.ID, GRESIK -- Kabupaten Gresik menjadi satu dari empat daerah di Jawa Timur yang diserang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) Sebanyak 725 ternak sapi setempat terjangkit penyakit mulut dan kuku, bahkan 13 di antaranya mati.
Dinas Pertanian Gresik pun menetapkan kondisi tersebut berstatus kejadian luar biasa (KLB).
Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito Putro memerinci wabah PMK terdeteksi di tujuh kecamatan, yakni Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Benjeng, Balongpanggang, dan Cerme.
Dia menerangkan kendati tidak akan tertular, manusia bisa menjadi perantara penyebaran virus PMK ke ternak-ternak yang masih sehat.
Untuk itu, Pemkab Gresik telah melakukan pembatasan area ternak, seperti menutup sejumlah pasar hewan guna memutus rantai penyebaran virus PMK.
"Pasar hewan menjadi salah satu pintu masuk penyebaran PMK sehingga mobilitasnya harus dibatasi. Sapi yang di dalam jangan sampai keluar dan yang di luar jangan sampai masuk," kata Eko.
Saat ini, kata Eko, Dinas Pertanian telah berkoordinasi dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk membantu penanganan di lapangan.
Dia mengakui saat ini, jumlah dokter hewan di instansi pemerintah tidak sebanding dengan jumlah kasus yang ada dan dibutuhkan status kejadian luar biasa (KLB).
Medis Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Gresik drh. Budi Santoso menegaskan pihaknya terus melakukan penelusuran untuk memantau penyebaran PMK agar tidak makin meluas.
Selain itu, mereka juga melakukan penanganan terhadap sapi-sapi yang terpapar dengan menyuntikkan vitamin dan antibiotik, serta dipisahkan dari ternak sehat. (jpnn/fajar)