Sebelumnya Rusia juga menyatakan bahwa Kota Lyman telah dibebaskan sepenuhnya dari nasionalis Ukraina. Kota itu terletak di antara Kramatorsk dan Severodonetsk yang kini terkepung. Masih ada sekitar 15 ribu penduduk sipil di Severodonetsk.
Donbas yang terdiri dari Donetsk dan Luhansk memang menjadi sasaran utama Rusia. Menguasai wilayah tersebut lebih mudah karena sebagian di antaranya sudah berada di tangan pemberontak Ukraina pro-Rusia.
Ukraina berharap mendapatkan kiriman bantuan senjata-senjata berat secepatnya. Jika tidak, kekalahan sudah di depan mata. Misil antikapal Harpoon dari Denmark dan howitzer dari AS sudah tiba di negara tersebut sejak Sabtu (28/5). Misil Harpoon tersebut akan dioperasikan bersama dengan misil Neptunus milik Ukraina untuk mempertahankan wilayah pantai. Salah satunya Pelabuhan Odessa. ”Mereka akan digunakan oleh tim Ukraina yang terlatih,” ujar Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov.
Ratusan penduduk Lithuania di pihak lain menggalang dana untuk membeli drone militer Bayraktar TB2 guna disumbangkan ke Ukraina. Kurang dari empat hari, mereka sudah berhasil mengumpulkan USD 5,4 juta atau setara Rp 78,7 miliar.
Pada Sabtu pemimpin Rusia, Jerman, dan Prancis melakukan panggilan telepon bertiga. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk melakukan pembicaraan damai.
Dalam sambungan telepon yang berlangsung selama 80 menit tersebut, Macron dan Scholz juga meminta dilakukan gencatan senjata serta penarikan pasukan Rusia secepatnya dari tanah Ukraina. Mereka juga meminta Rusia membebaskan sekitar 2.500 tentara Ukraina. Mereka adalah tentara yang akhirnya menyerahkan diri di Mariupol setelah berbulan-bulan bertahan di pabrik baja Azovstal.