Covid-19 Belum Seberapa, Ahli Sebut Bakal Muncul Ribuan Virus Baru Akibat Perubahan Iklim

  • Bagikan
Ilustrasi virus

FAJAR.CO.ID, JAKARTA--Satu virus saja yakni SARS-CoV-2, dunia sudah porak-poranda karena pandemi. Padahal para ahli memprediksi dampak perubahan iklim saat ini akan memunculkan ribuan virus.

Tim peneliti yakni Colin J. Carlson meneliti dan mengeksplorasi bagaimana perubahan iklim dan perusakan habitat satwa liar dapat memengaruhi bagaimana penyakit menyebar dari hewan ke manusia. Draf pertama mereka termasuk referensi ke wabah pneumonia hipotetis yang tidak diketahui asalnya.

“Kami tahu bahwa spesies sedang bergerak. Kami tahu bahwa mungkin memiliki relevansi dengan virus lain,” kata Asisten Profesor Biologi di Universitas Georgetown tersebut.

“Dan, untuk sementara, kami benar-benar ingin membahas apa artinya itu bagi kesehatan manusia? Apa artinya pandemi,” katanya.

Carlson dan rekan penulisnya menemukan bahwa mungkin sudah terlambat untuk membatasi penyebaran limpahan zoonosis yang melompat dari hewan ke manusia karena perubahan iklim. Catatannya, dalam 50 tahun ke depan, satu per satu virus akan bermunculan.

“Selama 50 tahun ke depan, penyebaran patogen antara manusia dan hewan di alam liar akan menyebabkan penularan sekitar 4 ribu virus baru antar spesies, dan meningkatkan risiko pandemi global,” katanya.

Dalam beberapa minggu terakhir, dunia epidemiologi telah difokuskan pada peningkatan global dalam kasus cacar monyet.
Virus ini umum di beberapa bagian Afrika, menyebar melalui kontak dekat dan diobati menggunakan obat antivirus. Vaksin cacar juga efektif dalam mengobati cacar monyet.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit bersiaga setelah munculnya kasus monkeypox di Amerika Serikat selama sebulan terakhir. Interaksi antara manusia dan hewan merupakan inti dari temuan tim Carlson, yang diterbitkan dalam studi peer-review di jurnal Nature pada April.

Penelitian mencatat keberadaan sekitar 10 ribu virus dengan potensi menginfeksi manusia. “Sebagian beredar diam-diam di mamalia liar,” katanya.

Perubahan iklim global dan pola penggunaan lahan yang berkembang akan meningkatkan potensi penularan virus lintas spesies karena hewan yang dulunya terisolasi secara geografis mulai meningkatkan kontak dengan manusia.
Salah satu temuan paling mengejutkan dari penelitian ini, kata Carlson, bukan hanya bahwa mitigasi tidak mencegah hal ini terjadi, tetapi banyak dari ini mungkin kimi hidup di dunia yang satu derajat lebih hangat.

“Kita hanya harus menghadapi fakta bahwa perubahan iklim, sebagai pilihan yang telah kita buat sampai tingkat tertentu, berarti risiko pandemi yang lebih tinggi,” katanya.

“Dan mungkin ada lebih dari 4 ribu virus, yang kami maksud adalah akan ada 4 ribu pasang virus yang berbagi spesies untuk pertama kalinya, dan itu bisa menjadi 4 ribu penularan lintas spesies. Bisa 400 ribu. Kami tidak tahu,” ungkapnya.

Carlson mengatakan kunci utama dari penelitian ini adalah pentingnya memantau penyakit pada satwa liar dan melacak wabah awal sehingga tidak berkembang menjadi pandemi.

Meskipun demikian, kata para ilmuwan, penting untuk tetap waspada dan terus memantau bagaimana hewan bermigrasi ke daerah baru ketika habitat mereka yang ada menghangat atau dihancurkan karena penebangan dan pembangunan.(jpc/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan