Magnet Pariwisata Mesir

  • Bagikan
IST

Magnet Pariwisata Mesir tidak dapat dipisahkan dari perjumpaan Agama Sawawi di Mesir. Mesir disebut pula sebagai negeri para nabi. Mesir memiliki sejarah panjang tentang interaksi dan tolerasi antar umat beragama. Pembahasan tentang toleransi beragama termasuk pada Konferensi Internasional Religious Extremism menempatkan Mesir sebagai negara yang berhasil mengelola event Meeting, Incentive, Convention, Exhibition Meeting (MICE) menjadi magnet pariwisata. Markas Liga Arab yang berkedudukan di Kairo menjadi pendukung pertumbuhan event MICE di Mesir. Pada 2 Juni 2022 diselenggarakan pertemuan The Islamic Development Bank di Sharm El-Sheikh, Mesir yang dihadiri sejumlah pejabat pemerintahan.

Sejarah pemerintah dan peradaban Islam yang berlangsung pasca Era Byzantinr berkontribusi besar dalam perkembangan dan kemajuan Mesir. Sejumlah peninggalan peradaban Islam seperti Benteng kokoh atau Qol'ah Salah Ed-Din Al-Ayyubi. Benteng yang didirikan sejak era Dinasti Ayyubiyyah di tahun 1183. Dari atas Benteng Salah Ed-Din Al-Ayyubi dapat disaksikan pemandangan kota Kairo dan siluet Pyramid Giza.

Di dalam benteng ini, terdapat sebuah masjid yang memiliki gaya arsitektur mirip dengan Hagia Sophia, Turki. Masjid tersebut bernama Masjid Muhammad Ali Pasha, yang diambil dari nama Gubernur Mesir di era Turki Usmani. Muhammad Ali Pasha adalah salah tokoh pembaharu dan modernisasi Mesir diantaranya dengan membangun bendungan di aliran Sungai Nil dan mengirim orang-orang Mesir belajar ke luar negeri. Bendungan di Sungai Nil sangat berperan penting dalam menopang pembangunan pertanian dan ketersediaan air bersih di Mesir. Peninggalan peradaban Islam yang mendapat perhatian masyarakat Indonesia adalah Univerisitas Al-Azhar. Saat ini sekitar 14.000 orang Indonesia sedang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan