FAJAR.CO.ID, BOGOR - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Muhyiddin Junaidi menanggapi kasus penolakan penceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) oleh sejumlah warga Perumahan Citra Indah City, Jonggol, Kabupaten Bogor.
Muhyiddin menduga, penolakan tersebut merupakan hasil rekayasa segelintir oknum yang anti terhadap Bhinneka Tunggal Ika.
“Penolakan itu direkayasa oleh segelintir oknum yang anti kebhinneka tunggal ikaan. Begitu juga ketidakpahaman menjadi faktor pemicu lainnya,” ujarnya saat dihubungi Radar Bogor, Kamis (16/6/2022).
Oknum tersebut, kata Muhyiddin, merupakan hasil gerakan Neo Komunisme yang mengatasnamakan kebebasan berpendapat dan berekspresi tanpa batas, hingga mengganggu stabilitas serta toleransi beragama.
“Mereka sesungguhnya telah meniupkan kembali gerakan Islamophobia di negara ini. Padahal PBB sudah mengeluarkan resolusi Anti Islamophobia dimana setiap 15 Maret diperingati hari Anti Islamophobia,” paparnya.
Justru, sambungnya, media berkewajiban menyampaikan misi perdamaian yang disampaikan UAS.
Dalam perspektif sejarah peradaban umat manusia, penolakan misi para nabi dan rasul dilakukan oleh para tokoh yang terancam kehilangan pengaruh dan kepentingan.
Muhyiddin mengimbau kepada masyarakat untuk berkaca dari kejadian ini agar Bhinneka Tunggal Ika tetap utuh di Indonesia.
“Sudah selesai dan tak ada lagi penolakan usai pertemuan dengan para tokoh setempat,” ungkapnya.
Di sisi lain, Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH. Ahmad Mukri Aji berpandangan lain. Dirinya malah menyayangkan sikap pihak UAS yang terkesan memaksa kehendak meskipun telah mendapat penolakan.