Varian Omicron BA.4 dan BA.5 Meluas

  • Bagikan
Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, ada beberapa potensi kenaikan kasus yang dapat diidentifikasi. Seperti mobilitas penduduk yang terus naik jika dibandingkan sepanjang tahun 2021. (Dok. Satgas Covid-19)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid-19 di sejumlah negara mengalami kenaikan dipicu munculnya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang lebih menular. Di Indonesia, sudah terdeteksi sebanyak 8 kasus.

Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, ada beberapa potensi kenaikan kasus yang dapat diidentifikasi. Seperti mobilitas penduduk yang terus naik jika dibandingkan sepanjang tahun 2021.

“Selain itu, mutasi virus dengan varian baru BA.4 dan BA.5 sudah masuk Indonesia,” katanya dalam keterangan virtual dan laporan Satgas Covid-19 baru-baru ini.

Varian ini pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022, dan kini 8 kasus telah teridentifikasi. Seberapa cepat penularannya?

Omicron BA.4

Dari karakteristiknya, secara epidemiologi, varian BA.4 teridentifikasi di 61 negara melalui 7.524 sekuens yang telah dilaporkan melalui GISAID. Sekuens terbanyak teridentifikasi di Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.

Omicron BA.5

Sedangkan varian BA.5 teridentifikasi di 65 negara melalui 10.442 sekuens yang telah dilaporkan melalui GISAID. Sekuens paling banyak teridentifikasi di Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Britania Raya, dan Afrika Selatan.

Tingkat Penularan Dipantau 2-4 Pekan

Menurut Prof Wiku, transmisibilitas atau penularan dari varian ini memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat, tanpa indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya. Kenaikan kasus ini penting diperhatikan selama 2-4 minggu ke depan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan