Kendaraan Pengganti Teman Bus Berdiameter Besar, Pengamat Nilai Sulit Bermanuver di Jalan Mamminasata

  • Bagikan
Tiga bus listrik selama tiga bulan dengan rute Kampung Melayu - Tanah Abang (5F). (Istimewa)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pengamat Transportasi Universitas Negeri Makassar (UNM) Qadriathy dg Bau, mengatakan masuknya bus dengan jumlah fantastis ke Sulsel disebut akan menuai tantangan yang besar.

Terutama karena diameter bus yang akan datang itu cukup besar. Akan sulit bermanuver di jalan-jalan Mamminasata yang terbatas.

"Pengalaman beberapa waktu lalu, Bus Trans Mamminasata, kan kami kritik, bahwa tidak sesuai dengan lebar jalan. Yang lalu saja itu sudah dihibahkan ke beberapa kabupaten, jadi bus pariwisata," jelas Qadriathy.

Sebaiknya kata dia, bus-bus yang datang memiliki diameter yang sama dengan Teman Bus, agar kendaraan bisa tetap berjalan secara efisien.

Dia mengatakan minat masyarakat dengan Teman Bus saat ini cukup tinggi, hal ini yang semestinya dipertahankan.

Dirinya juga mendukung kehadiran kendaraan umum berbasis listrik itu. Apalagi karena prospeknya sama-sama ingin dicapai oleh kota-kota besar dunia

Namun ketersediaan dan sarana yang ada haruslah sesuai, jangan sampai kehadirannya malah menjadi barang sia-sia.

"Harus lebih dahulu ada infrastrukturnya baru kemudian dikembangkan," tegasnya.

Lebih jauh, menurutnya kelemahan-kelemahan penyediaan transportasi lalu ini perlu dipelajari, beberapa kelemahan itu diantaranya trayek Teman Bus masih amburadul.

Kendati telah ditetapkan, namun beberapa sopir mencari tempat-tempat dengan bangkitan yang tinggi. Selain itu waktu tunggu juga tidak menentu.

"Jadi jangan mengulang kesalahan yang lama. Untuk bus baru ini harus jelas dulu di mana rutenya. Kemudian untuk teman bus dijadikan feeder itu tidak bisa berapaji jumlahnya? kemudian pete-pete bagaimana, apakah akan dimatikan?," ujarnya.

Dia mengatakan untuk menyamaratakan teman bus dan pete-pete sebagai feeder dianggap sulit lantaran berpotensi membuat kedua sarana transportasi ini saling bergesekan. Ujung-ujungnya kata Qadriathy akan terjadi konflik sosial.

Sebelumnya diketahui, Pemerintah pusat memastikan sebanyak 246 unit bus yang akan masuk Sulsel merupakan bus jenis Eletrical Vehicle (EV) alias kendaraan listrik.

Hal ini diungkapkan Plh Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Aruddini. Bus-bus itu akan menggantikan peran dari Teman Bus di jalur utama.

Sebelumnya berhembus kabar soal akan digantikannya armada teman bus dengan bus-bus yang lebih besar. Namun belakangan bus tersebut akan digantikan menjadi bus jenis EV.

"Jadi yang masuk nanti bukan bus biasa, tapi bus listrik," terang Aruddini, Senin 20 Juni 2022.

Bus tersebut atas kerjasama dari Australia. Mamminasata menjadi satu dari lima kawasan di Indonesia yang jadi pilot project operasi bus ini. Kemudian menjadi satu-satunya daerah yang didanai langsung oleh Pemerintah Australia. (ikbal/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan