Fajar.co.id, Jakarta -- Dari kalangan partai politik atau bukan, calon presiden Indonesia harus seorang negarawan dan memiliki integritas yang tinggi. Selain itu Capres diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara verbal maupun non verbal. Hal ini mengemuka dalam Silaturahmi & Diskusi Forum Pembicara Publik Indonesia yang berlangsung di Jakarta (25/6/2022).
Donny de Keizer, Ketua Umum Indonesian Professional Speakers Association (IPSA) yang menggagas silaturahmi ini mengatakan bahwa setiap warga negara memiliki harapan atas calon pemimpin masa depan mereka.
Dalam silaturahmi dan diskusi yang dihadiri oleh para pembicara publik, motivator, pengusaha dan juga praktsi pendidikan ini mengemuka harapan yang tinggi terhadap calon presiden Indonesia.
“Siapa pun calonnya, ia harus seorang negarawan dan mampu menjadi tokoh pemersatu bangsa karena Indonesia adalah negara yang beragam,” ungkap Donny.
Kemampuan komunikasi yang mumpuni juga merupakan syarat mutlak bagi calon presiden karena program program yang dimiliki akan dapat disosialisasikan secara efektif bila capres memiliki keahlian komunikasi yang baik.
“Ini memang bisa jadi tugas staf khusus atau juru bicara, tetapi pada akhirnya kunci sukses komunikasi publik berada di tangan presiden sendiri. Presiden harus punya kemampuan komunikasi yang baik dan mampu memilih staf komunikasi yang berkualitas” jelas Donny.
Di lain pihak, Melly Kiong seorang praktisi Mindful Parenting berharap bahwa pemimpin masa depan bangsa ini harus punya perhatian yang tinggi pada pendidikan keluarga.
“Pembangunan sebuah bangsa harus dimulai dari keluarga. Peranan orang tua sangat penting dalam melahirkan generasi muda yang berkualitas,” jelas Melly Kiong yang aktif dalam edukasi parenting.
Motivator dan penulis buku, Krishnamurti, berpendapat bahwa apa yang sudah baik dari pemimpin bangsa saat ini harus dilanjutkan. "Banyak program pemerintah yang memberikan manfaat pada warga sehingga program ini harus terus dilanjutkan. Jangan ganti pemimpin ganti program. Yang baik diteruskan, yang kurang baik diperbaiki,” ungkap Krishnamurti.
Hal senada disampaikan juga oleh Mindiarto Djugorahardjo seorang development coach yang berharap bahwa siapa pun calon presidennya selain memiliki strong leadership juga harus menjadi figur pemersatu seluruh komponen bangsa.
Diskusi dan silaturahmi para pembicara publik ini juga memberikan rekomendasi kepada para calon presiden yang nanti akan berlaga dalam ajang pilpres yaitu harus menjadi lokomotif rekonsiliasi.
Bibit bibit perpecahan yang timbul akibat kontestasi pilpres sebelumnya harus diredam. Jangan ada yang menggunakan politik identitas sebagai strategi meraih dukungan publik karena risikonya sangat besar pada keutuhan bangsa. (rls-sam)