FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan NU, Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir memuji langkah berani Presiden Jokowi menemui dua kepala negara yang sedang terlibat perang membawa misi perdamaian.
Berdasarkan konstitusi mengamanatkan agar Indonesia selalu berusaha berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia.
Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia adalah salah satu wujud dari kontribusi tersebut.
Gus Nadir menyebut Jokowi bukan berlatar belakang militer, bukan pula aktivis HAM melainkan seorang pemimpin sipil tapi nyalinya patut diacungi jempol.
"Bukan Jenderal. Bukan aktivis HAM, apalagi SJW. Tapi seorang pemimpin sipil, berani terbang jauh menemui mereka yang tengah perang. Ini pemimpin negeri Muslim terbesar di dunia, yang punya NYALI, bukan planga-plongo," cuit Gus Nadir lewat akun Twitternya, Jumat (1/7/2022).
Ia lantas menyindir para pembenci Jokowi yang hanya bisa mencerca dan menuding lewat media sosial tanpa adanya kontribusi nyata.
"Emang kayak ente, yg beraninya cuma caci-maki di medsos," sahutnya.
Gus Nadir lantas mengomentari cuitan Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal yang mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin sepertinya tidak menyambut baik misi perdamaian yang dilakukan Presiden Joko Widodo.
"Tergantung sudut pandang aja Pak @dinopattidjalal Bisa juga disebut Rusia menghormati Jokowi sehingga tidak memborbardir Ukraina saat Jokowi masih di Ukraina," sebut Gus Nadir.
"Btw, anda kan sdh jadi host acara ONLINE dg Presiden Ukraina. Apa sdh bikin acara ONLINE dg Putin? Mgk saya ketinggalan infonya," sindirnya lebih lanjut.