FAJAR.CO.ID, TAKALAR -- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel, Cabang Dinas Kelautan (CDK) Mamminasata menggelar kegiatan "Pantai Berseri". Mereka mengajak masyarakat pesisir untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi ecobricks.
Ecobricks adalah botol plastik yang dijejali material non-biological yang bisa dijadikan sebagai bahan bangunan layaknya bata. Membuatnya sangat sederhana tidak perlu menggunakan teknologi, mesin, atau lewat proses yang rumit.
Kepala DKP Sulsel, M Ilyas, mengatakan sampah plastik telah menjadi momok menakutkan bagi kehidupan manusia. Sehingga sangat dibutuhkan kesadaran untuk bersama-sama tidak membiarkan sampah berserakan dimana-mana, khusnya pantai maupun laut.
Menurutnya, dengan memanfaatkan sampah plastik di laut, maka kehidupan masyarakat dapat terselamatkan dari bahaya sampah laut. Sebab selama ini laut adalah salah satu sumber mata rantai makanan yang harus dijaga dengan baik.
"Sampah itu kan tidak mungkin ada sendirinya di laut. Mereka datang dari daratan. Makanya kita butuh solusi, nah salah satunya kita manfaatkan jadi ecobricks karena ini ramah lingkungan dan sederhana," ujarnya di sela kegiatan Pantai Berseri yang berlangsung di Pantai Beba, Takalar, Kamis (14/07/2022).
Lanjut dia, untuk menyukseskan kegiatan ini, DKP Sulsel melalui CDK Mamminasata sengaja menggandeng komunitas Global Ecobricks Alliance untuk memberi pelatihan kepada masyarakat dalam membuat ecobricks.
"Jadi kita mau ada solusi. Bahwa sampah itu tidak hanya dibersihkan terus menerus, tetapi bisa dimanfaatkan," tegasnya.
Sementara itu, Kepala CDK Mamminasata, Sayyid Zaenal Abidin menambahkan, pelatihan ecobricks mencakup pemberian keterampilan kepada masyarakat untuk memanfaatkan sampah plastik di laut. Dapat dijadikan bahan bangunan, bahkan berbagai furniture seperti meja, kursi dan lain-lain.
Nantinya, hasil dari pemanfaatan sampah plastik ini akan didorong untuk dijadikan alat memperindah pantai agar semakin menarik dikunjungi.
"Jadi selain menyelamatkan pantai dari sampah, justru bisa kita pakai untuk membuat setiap pantai yang ada menjadi indah, kan bisa dibuat jadi tempat wisata juga nanti menunjang ekonomi masyarakat pesisir," jelasnya.
Lanjut pria yang karib disapa Piceng ini mengatakan, DKP Sulsel juga turun langsung bersama ratusan masyarakat pesisir membersihkan sampah yang berserakan di Pantai Beba. Tidak hanya itu, Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Beba juga turut dibersihkan.
DKP Sulsel, kata dia, ingin agar setiap PPI di Sulsel yang berjumlah 22 punya wujud yang bersih dan nyaman untuk dikunjungi. Serta tidak kalah penting kesehatan biota laut yang diperjualbelikan di sana bisa terjamin.
"Pembersihan Pelelangan Beba diharapkan bisa menjadi percontohan pengelolaan pelelangan yang baik, bersih, sehat dan terjamin," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Anggota DPRD Sulsel, Fahruddin Rangga, mengaku sangat mengapresiasi kegiatan Pantai Berseri DKP Sulsel. Menurut dia, legislatif perlu mensupport kegiatan positif seperti ini agar bisa dilaksanakan secara berkelanjutan.
"Ini sangat baik untuk mendorong kesadaran masyarakat menjaga laut dari sampah. Kita di dewan mungkin bisa mensupport agar kedepan anggaran bisa lebih banyak di kegiatan positif seperti ini," ucapnya. (maj/fajar)