Keputusan itu memicu lebih banyak protes, dengan demonstran menyerbu parlemen dan kantor Perdana Menteri menuntut agar pengganti Rajapaksa mundur juga.
Protes terhadap krisis ekonomi telah membara selama berbulan-bulan atas inflasi yang tak terkendali, kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok, dan korupsi.
Di dalam kediaman presiden, rakyat Sri Lanka berpesta berkeliaran di aula, menikmati koleksi seni yang luas, mobil mewah, dan kolam renang.
“Pertarungan belum berakhir,” kata seorang pelajar Sri Lanka Terance Rodrigo yang ikut serta dalam protes di kediaman Rajapaksa.
“Kita harus membuat masyarakat lebih baik dari ini. Pemerintah tidak menyelesaikan masalah rakyat,” tegasnya.(jpc/fajar)