FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad, menilai resep International Monetary Fund (IMF) tidak manjur mengatasi permasalahan ekonomi Indonesia. Krisis ekonomi pada 1997 adalah buktin resep IMF berdampak pada perekonomian Indonesia yang terpuruk.
Politisi Gerindra ini mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar waspada dan tidak mudah mempercayai sepenuhnya saran-saran Dana Moneter Internasional yang dibentuk pada 1945 itu.
Menurutnya, IMF sudah terlalu sering menyebut dunia dalam ketidakpastian."Krisis akan terjadi dan seakan-akan ketakutan sengaja diciptakan untuk menjadi pintu masuk resep-resep IMF," urainya, Senin (18/07/2022).
"Belajar dari krisis 1997, resep IMF alih-alih menyehatkan justru membuat kondisi perekonomian Indonesia terpuruk. Resep IMF yang berujung pada penandatanganan Letter of Intent (LoI) dua kali, tidak menyelesaikan apapun. Kondisi Indonesia malah semakin buruk. Rupiah semakin terpuruk. 16 Bank dilikuidas. Rush terjadi di mana-mana," rinci Kamrussamad.
"Sudah jatuh tertimpa tangga. Di saat pemerintah tidak punya uang Rp600 triliun sebagai dana talangan perbankan yang mengalami negativespread, IMF meresepkan kebijakan obligasi rekap (OR) dimana pemerintah hanya membayar bunga sebesar 10 persen,"bebernya.
Menurut Kamrussamad, IMF memberi saran dengan istilah rekayasa akuntansi, pemerintah tidak punya tunai 600 Triliun sebagai dana talangan, tapi punya kemampuan bayar bunga 10 persen. "Akibatnya, inilah yang membebani APBN puluhan tahun," jelas pendiri KAHMIPreneur ini.