FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli menyoroti tentang Ketua Badan Pemenang Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief, yang diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi Bupati PPU.
Bupati Penajam Pasar Utara (PPU) nonaktif Abdul Gafur Mas'ud dituding menerima suap terkait dengan kegiatan pekerjaan pengadaan barang dan jasa, serta perizinan di Kabupaten PPU, Kalimantan Timur.
Andi Arief mengaku bahwa menerima uang dari Bupati PPU Rp50 juta di kresek hitam, dan ada penerimaan lain melalui rekening Mahessa Sanjaya untuk pembayaran atribut.
Guntur Romli mengira bahwa Demokrat sudah selesai dengan kasus korupsi Nazaruddin saat menjabat sebagai bendahara umum, ternyata masih ada.
Saat Nazaruddin menjabat sebagai pengurus partai serta anggota DPR, politisi muda ini justru menyalahgunakan posisinya sebagai peluang untuk mengeruk kekayaan dengan cara melanggar hukum.
"Kirain Demokrat uda selesai di kasus Nazaruddin saat jadi bendahara umumnya, ternyata masih berjilid-jilid," ucapnya yang dikutip dari Twitter @GunRomli, Kamis (21/7).
"Andi Arief Akui Terima Uang dari Bupati Penajam Paser Utara Rp50 Juta di Kresek Hitam. Selain cash ada juga transfer!" imbuhnya.
Warganet menanggapi hal ini, dan menyebutkan bahwa memang belum selesai kasus yang menyangkut Demokrat, karena banyak proyek yang dikerjakan mangkrak.
"Bagaimana selesai…..! Kan bisa lihat…., begitu banyaknya proyek yang dikerjakan mangkrak. Ini mengindikasikan semua kadernya banyak yang mangkrak," cuit akun Twitter @mar***.(wartaekonomi/fajar)