FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- WALHI DKI Jakarta menggelar aksi di depan Kantor Kedutaan Besar Jepang hari ini untuk menyampaikan protes atas tindakan Jepang dalam mempromosikan gas fosil dan hidrogen sebagai transisi energi batubara yang diklaim mampu mempercepat pengurangan emisi karbon tahun 2050. Aksi serupa ini juga dilakukan di Tokyo, Manila dan Bangladesh yang digelar sejak 2 Agustus 2022. Para aktivis meminta pemerintah dan perusahaan Jepang untuk menghentikan pendanaan bahan bakar fosil dan menghentikan promosi solusi palsu krisis iklim.
Saat ini, Jepang mengadakan KTT Sektor Energi 2022 sejak 2 hingga 4 Agustus 2022 yang dihadiri perwakilan pemerintah, pelaku usaha, penyedia teknologi hingga pemilik modal dari lebih 20 negara. Dengan mendapat dukungan dari investor besar, KTT ini bertujuan membahas bagaimana Jepang berupaya dalam menekan emisi termasuk membahas bagaimana penggunaan hidrogen dalam dekarbonisasi dan perluasan LNG Jepang di pasar Asia Tenggara.
“Pertemuan KTT sektor energi ini hanya menunjukkan solusi palsu dari Jepang, seperti penangkapan karbon, penggunaan bahan bakar amonia dan hidrogen bersamaan dan bagaimana LNG ini bisa menarik investasi meski kita tau itu juga energi kotor. Kami menentang keras terhadap agenda yang dipromosikan dalam KTT ini. Kami meminta peserta KTT berhenti mendukung bahan bakar fosil dan sebaiknya ikut berkontribusi pada transisi energi yang cepat, adil dan energi terbarukan demokratis di Asia” ungkap Lidy Nacpil, Koordinator APMDD
Jepang telah memposisikan dirinya sebagai pelopor dalam teknologi hidrogen dan membayangkan penciptaan teknologi hidrogen di kalangan masyarakat. Tahun lalu, pada COP 26, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjanjikan dukungan Jepang kepada negara berkembang di Asia yang ingin menggunakan bahan bakar berbasis amonia dan hidrogen.