Penggunaan bahan bakar berbasis amonia dan hidrogen untuk pembangkit listrik sebagai alternatif belum terbukti dan tentu tidak dapat diandalkan. Sementara itu, infrastruktur gas baru hanya bisa bertahan hingga 30 tahun, ini akan beresiko mengunci negara-negara dalam emisi gas rumah kaca yang berkepanjangan. Produksi gas fosil ini akan menghasilkan metana dan memiliki efek panas hingga 89 sampai 90 kali lebih kuat dibanding CO2 selama rentang waktu 20 tahun. Ilmuwan iklim memperingatkan bahwa emisi dari industri gas fosil sekarang tumbuh begitu cepat dan bertanggung jawab atas lebih banyak metana di atmosfer daripada yang diketahui sebelumnya.
Investasi gas fosil terus meningkat di Asia meskipun ada peringatan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) bahwa dunia akan melanggar batas pemanasan 1,5C dalam dua dekade mendatang tanpa pengurangan emisi segera dan dalam. Ada rencana untuk meningkatkan kapasitas tenaga gas di kawasan itu dua kali lipat dan tiga kali lipat kapasitas pipa untuk impor gas alam cair (LNG).