FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Gus Samsudin memberikan jawaban terkait kabar Padepokan Nur Dzat Sejati miliknya yang dikabarkan ditutup setelah didemo oleh masyarakat Blitar, yakni tempat di mana padepokan itu berada.
Dia mengatakan kabar terkait penutupan tersebut tidak benar. Sebenarnya yang terjadi adalah pemberhentian praktik pengobatan untuk sementara waktu saja.
"Sebenarnya pada mediasi kemarin, bukan sebuah penutupan, tetapi berhenti sementara supaya tenang," kata Samsudin di Mapolda Jatim, Rabu (3/8).
Samsudin memilih mematuhi perintah pemberhentian aktivitas pengobatan untuk sementara waktu dengan alasan suasana yang kondusif setelah perseteruannya dengan pesulap merah Marcel Radhival.
"Supaya tenang dan kondusif dulu. Saya sebagai warga negara mematuhi peraturan yang diberlakukan," ujarnya.
Dia menjelaskan aktivitas akan diberhentikan selama beberapa hari. Apabila sudah tenang dan kondusif maka akan dibuka kembali.
"Kemarin disampaikan untuk tenang dulu sampai tiga hari," ucap Samsudin.
Perseteruan hingga berujung penutupan padepokan itu berawal dari pesulap merah Marcel Radhival yang ingin membongkar trik perdukunan yang dilakukan Samsudin.
Dia langsung datang ingin melihat pengobatan yang dilakukan oleh ahli spiritual di Blitar itu. Namun, setibanya dia gagal membuktikannya dan memutuskan pulang.
Kericuhan mulai terjadi saat Marcel bersama timnya dimintai KTP. Bahkan, kepala desa setempat sampai ikut turun tangan.
Marcel sempat meminta bantuan Polres Blitar mengawal timnya yang tertinggal di Rejowinangun.