FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Merah Putih platform Universitas Airlangga (Unair) sudah memasuki tahapan uji klinis fase III. Sebanyak 4.005 subjek sudah tuntas disuntik dosis ke-1 (D-1). Kini uji klinis fase III Vaksin Merah Putih tengah berlangsung untuk penyuntikan dosis ke-2 (D-2).
Peneliti utama uji klinis Vaksin Merah Putih Unair Dr dr Dominicus Husada DTM&H MCTM (TP) SpA(K) mengatakan, pelaksanaan uji klinis fase III masih berlangsung hingga enam bulan ke depan. Saat ini para subjek atau relawan sudah masuk penyuntikan D-2. ”Penyuntikan dosis kedua ini masih bertahap. Sebab, jumlah subjeknya sangat banyak,” katanya.
Pusat uji klinis Vaksin Merah Putih platform Unair berada di RSUD dr Soetomo. Namun, untuk menyukseskan pelaksanaan uji klinis fase III Vaksin Merah Putih platform Unair, ada empat rumah sakit yang menjadi mitra pelaksana uji klinis.
Yakni, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), RSUD dr Soebandi Jember, RSUD dr Saiful Anwar Malang, dan RS Paru Jember. ”Ada lima rumah sakit yang menjadi tempat uji klinis Vaksin Merah Putih platform Unair,” ujarnya.
Dominicus menuturkan, 4.005 subjek yang ikut uji klinis fase III akhirnya terpenuhi. Mereka tidak hanya berasal dari Jawa Timur, tetapi ada juga yang ber-KTP (kartu tanda penduduk) luar Pulau Jawa. Namun, mayoritas adalah warga Jawa Timur.
”Sesuai amanat dari gubernur untuk memprioritaskan warga Jatim. Sebab, masih banyak warga Jawa Timur yang belum vaksin sama sekali,” jelasnya.
Dominicus menambahkan, sejauh ini pelaksanaan uji klinis fase III sesuai dengan harapan. Pada penyuntikan vaksin dosis pertama, semua berjalan dengan lancar. Kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang dialami para relawan masih terbilang wajar. ’’Pada injeksi pertama ini, kami melihat keamanannya. Hasilnya cukup baik seperti yang diharapkan,” ujarnya.
Setelah injeksi kedua tuntas, lanjut dia, tim peneliti baru bisa melakukan pemeriksaan laboratoriumnya. Tahapan tersebut sekaligus untuk melihat imunogenisitas atau antibodi.
”Proses uji klinis fase III ini membutuhkan waktu enam bulan,” kata dia.
Dominicus mengatakan, meski proses penelitian uji klinis masih lama, tim peneliti tetap akan memberikan laporan secara berkala kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
”Kami berupaya untuk menyelesaikan tahapan uji klinis fase III dengan baik. Harapannya, hasilnya juga baik,” ucapnya. (jpg/fajar)