Semangat Merah Putih, Cerita Jusuf Kalla Bangun PLTA di Daerah Bekas Konflik

  • Bagikan
Jusuf Kalla bersama anggota Komisi VII DPR RI dan karyawan PT Poso Energi, Jumat (1/10/2021). (Mirsan/Fajar)

FAJAR.CO.ID, POSO– Poso di tahun 1998 hingga 2001 adalah daerah konflik. Bermula dari bentrokan kecil antarkelompok pemuda sebelum berkembang menjadi kerusuhan bernuansa agama.

Konflik Poso, Sulawesi Tengah sendiri diselesaikan lewat Deklarasi Malino, 20 Desember 2001. Inisiatornya, Jusuf Kalla (JK) yang saat itu menjabat sebagai Menko Kesra.

Keterlibatan JK di Poso rupanya tak berhenti di situ. Tiga tahun berselang, JK kembali datang dengan perusahaan PT Poso Energi (anak usaha Kalla Group) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Kini sudah ada tiga PLTA yang beroperasi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Masing-masing PLTA Poso dengan kapasitas 195 Mega Watt (MW) dan PLTA Poso 1 120 MW.

Dan yang terakhir PLTA Poso 2 200 MW diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (25/02/2022). Kini PLTA Poso, dengan kapasitas 515 MW menjadikannya pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) terbesar di Indonesia Timur.

Selain PLTA Poso Energy 515 MW terletak di Poso, Sulawesi Tengah. Kalla Group juga meresmikan PLTA Malea Energy 90 MW di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Beberapa bulan sebelum peresmian, Fajar.co.id berkesempatan mengunjungi PLTA Poso di Sulewana, Poso, Sulawesi Tengah.Tepatnya setahun yang lalu, pada tanggal 1 Oktober 2021.
Saat itu ada kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke proyek PLTA Poso. Jusuf Kalla hadir langsung dalam kunjungan itu bersama direksi PT Poso Energi lainnya.

JK saat memberikan pemaparan di acara kunjungan kerja itu mengungkapkan alasan pihaknya membangun PLTA di Poso.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan