Jangan Panik! Banggar DPR Sampaikan Kabar Terbaru Terkait Isu Naiknya Harga BBM Subsidi

  • Bagikan
Anggota Komisi V DPR RI, Hamka B Kady (foto: Hendra/DPR)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Hamka B Kady menyebut harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yakni Pertalite dan solar tidak naik setidaknya hingga Desember 2022.

"Karena kita sudah gelontorkan subsidinya. Tapi setelah Desember atau tahun depan kita tidak bisa menjamin (akan naik atau tidak)," ujar Hamka B Kady kepada fajar.co.id, Senin (15/8/2022).

Apalagi kata dia, harga minyak dunia terus melambung tinggi. Diperparah dengan situasi geo politik dunia yang tidak stabil sehingga sangat mempengaruhi harga di sektor energy dan pangan.

"Tapi kalau kas negara masih mampu, kita akan suntik subsidi lagi," tegasnya.

Agar kuota Pertalite tidak jebol, Hamka mendorong Pertamina segera mengendalikan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar agar tidak semakin membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Hal ini mengingat kuota BBM bersubsidi yang semakin menipis sehingga memerlukan adanya penambahan kuota.

Konsumsi BBM Pertalite hingga Juli 2022 sudah mencapai 16,8 juta kiloliter (KL) setara dengan 73,04 persen dari total kuota ditetapkan sebesar 23 juta KL, sehingga hanya tersisa 6,2 KL.

"Pertamina harus segera terapkan pembatasan konsumsi Pertalite. Saya kira yang paling simpel agar Pertalite tepat sasaran adalah dengan mengatur kriteria kendaraan yang bakal dilarang memakai BBM jenis Pertalite. Seperti yang telah ditetapkan roda empat 1.500 cc ke bawah dan roda dua 250 cc ke bawah," papar Legislator Golkar asal Sulsel ini.

Sementara pemerintah telah menggagas berbagai strategi kebijakan mengantisipasi dampak krisis global yang sedang terjadi di beberapa negara di dunia, mulai dari krisis pangan, krisis energi, hingga krisis keuangan.

Presiden Joko Widodo menyebut, saat ini Indonesia telah memberikan jumlah subsidi yang cukup besar dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

“Cari negara yang subsidinya sampai Rp502 triliun karena kita harus menahan harga Pertalite, gas, listrik, termasuk Pertamax, gede sekali. Tapi apakah angka Rp502 triliun ini masih terus kuat bisa kita pertahankan?” tutur Jokowi saat melakukan pertemuan dengan para pimpinan lembaga negara di Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/08/2022).

Presiden Jokowi pun meminta jajarannya untuk terus waspada apabila APBN tidak lagi kuat untuk memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) secara terus menerus sehingga terjadi kenaikan harga di masyarakat. Bahkan menurut Presiden, saat ini kenaikan harga BBM sudah terjadi di banyak negara di dunia.

“Ya kalau bisa ya alhamdulillah baik, artinya rakyat tidak terbebani. Tapi kalau memang APBN tidak kuat bagaimana? Kan negara lain harga BBM-nya sudah Rp17 ribu, Rp18 ribu, sudah naik dua kali lipat semuanya. Ya memang harga ekonominya seperti itu,” ucap Presiden. (dra/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan