Komentari Dugaan Motif Pembunuhan Brigadir Joshua, Abdillah Toha: Jangan-jangan Motifnya Lebih Gawat dari Sekadar soal Esek-esek

  • Bagikan
Pemerhati sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan Abdillah Toha.-Screenshot YouTube/CokroTV-

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Pemerhati sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan Abdillah Toha beri tanggapan mengejutkan usai Kamaruddin Simanjuntak ungkap motif penembakan Brigadir J.

Abdillah Toha melontarkan pendapatnya pada sebuah kicauan lewat akun media sosial Twitter bernama @AT_AbdillahToha.

Abdillah Toha terpantau memang aktif dalam memakai platform tersebut untuk menyuarakan sudut pandang pribadinya.

Kali ini Abdillah Toha turut buka suara atas kasus kematian Brigadir J yang motifnya diungkap oleh kuasa hukum keluarga almarhum, Kamaruddin Simanjuntak.

"PPATK kok belum bergerak? Jangan-jangan motifnya lebih gawat dari sekadar soal esek-esek," tulis Abdillah Toha.

"Harusnya segera teliti aliran dana di rekening para petinggi polisi mulai dari Sambo sampai yang paling atas. Beranikah?," sambungnya.

"Jangan sampai menguap seperti kasus 'rekening gendut' dulu," beber Pemerhati sosial, politik, ekonomi, dan keagamaan itu.

Bahkan Abdillah Toha juga mengajak semua orang untuk mendoakan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dalam menyelesaikan kasus ini.

"Kasus pembunuhan Brigadir J tampaknya mulai terkuak pelan-pelan. Makin terang kemungkinan Bharada E tidak bertindak sendirian," jelas Abdillah Toha.

"Kita doakan Kapolri Sulistiyo yang menghadapi sebagian koleganya tetap teguh. Mudah-mudahan akan lahir Hugeng baru di kepolisian kita," tutupnya.

Kamaruddin Ungkap Motif Ferdy Sambo Tembak Brigadir J

Sebelumnya pengacara keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak membongkar dugaan motif Irjen Ferdy Sambo tega membunuh Brigadir J dengan cara begitu keji.

Hal itu menyusul berkembangnya rumor terkait motif dari Ferdy Sambo menghabisi Brigadir J yang penuh spekulasi dan drama, akibat tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi, istri dari Ferdy Sambo.

Sebelumnya, Menko Polhukam M Mahfud MD mengungkapkan bahwa motif pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo adalah konten dewasa, yang tidak baik jika diungkap ke publik.

Didalam sesi wawancara pada program Hotroom yang tayang di televisi swasta Metro TV, Kamaruddin pun mengungkapkan, apa yang diduga menjadi motif pembunuhan terhadap Brigadir J.

Kepada Hotman Paris, Kamaruddin membenarkan bahwa motif pembunuhan itu terkait konten dewasa, artinya ada kaitannya dengan urusan percintaan.

Namun demikian, bukan percintaan atau pelecehan seperti yang dituduhkan kepada Brigadir J, melainkan Brigadir J, diduga mengetahui sesuatu mengenai skandal Kadiv Propam saat itu, yang diduga terkait urusan percintaan.

Ferdy Sambo diduga membunuh Brigadir J lantaran ajudannya itu membocorkan rahasia percintaan dirinya dengan wanita lain.

"Motivasinya (Ferdy Sambo membunuh Brigadir J) adalah dendam. Dendam dari pelaku kepada almarhum," ungkap Kamaruddin, sebagaimana dilihat dalam tayangan video di Channel YouTube metrotvnews program Hotroom, dilihat FIN.CO.ID, Jumat, 12 Agustus 2022.

Kamaruddin pun membeberkan kronologis perkara, yang diduga memicu terjadinya pembunuhan terhadap Brigadir J.

"Pada tanggal 21 Juni (2022) ada pengancaman. Sampai anak Klien saya, almarhum Nofriansyah Yoshua Hutabarat itu mengadu pada kekasih, menangis-nangis, meminta perpisahan, meminta maaf dan meminta supaya dicarikan pria lain untuk menikahi dia (kekasih brigadir J), karena dia akan dibantai," ungkap Kamaruddin.

"Motivasinya (pelaku pembunuh) itu, ada dua motivasi. Squad lama itu iri hati kepada almarhum ini karena ini almarhum anak yang lebih disayang. Kemudian ada dugaan yang diduga pelakunya adalah si Bapak (Ferdy Sambo). Dugaan ada perempuan lain yang diisukan cantik-cantik itu," jelas Kamaruddin.

"Kemudian si Ibu (Putri Candrawathi) menanya kepada anaknya atau yang sudah dianggap anaknya (Brigadir J), bapak kemana, kenapa tidak pulang dan seterusnya. Diduga almarhum ini memberitahu, Bapak pergi kesana, makanya tidak pulang. Disebut salah satu tempat dengan si nona atau siapalah, si cantik," sambungnya.

"Maka ketika mereka berangkat tanggal 2 (Juli 2022) bersama-sama ke Magelang, di Magelang itu diduga ada pertengkaran antara si Bapak dengan si Ibu, sehingga terjadilah nangis-nangis itu (Putri Candrawathi)," kata Kamruddin.

"Akibatnya, ada lagi ancaman kepada dia (Brigadir J), tetapi dari para ajudan, gara-gara ini (Almarhum Brigadir J), Ibu jadi sakit. Kemudian si Bapak ini (Ferdy Sambo) duluan pulang, diduga untuk mempersiapkan (rencana pembunuhan Brigadir J)," lanjutnya. (fin)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan