WHO Resmi Ganti Nama Cacar Monyet, Motifnya Sensitif

  • Bagikan
Ilustrasi Cacar Monyet

FAJAR.CO.ID -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan secara resmi nama cacar monyet diganti menjadi Clade.

Keputusan tersebut diambil karena adanya sejumlah kritik yang mengungkapkan kekhawatiran bahwa nama tersebut dapat dianggap diskriminatif serta dapat memicu stigmatisasi.

"Sekelompok pakar global yang diselenggarakan oleh WHO telah menyepakati nama baru untuk varian virus monkeypox, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyelaraskan nama penyakit, virus, dan varian monkeypox atau clade," tulis WHO dalam laman resminya.

Dalam laman resminya, WHO juga menambahkan bahwa keputusan ini berdasarkan kesepakatan para ahli, penamaan variasi Clade kemudian disesuaikan dengan daerah asal temuannya.

"Konsensus tercapai untuk menyebut penyakit asal Cekungan Congo (Afrika Tengah) sebagai Clade I dan penyakit yang di Afrika Barat menjadi Clade II,"

WHO menyebutkan, penamaan spesies virus menjadi tanggung jawab International Committee on the Taxonomy of Viruses (ICTV0, yang juga sedang memproses nama virus cacar monyet.

Pihaknya menekan, virus yang baru diidentifinkasi, penyakit terkait, dan varian virus harus diberi nama yang tidak menyebabkan pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional, atau etnis apa pun.

"Penamaan virus yang baru diidentifikasi, penyakit terkait, maupun varian virus harus diberi nama dengan tujuan untuk menghindari pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional, atau etnis dan meminimalkan dampak negatif pada perdagangan, perjalanan, pariwisata, dan kesejahteraan hewan," tulis WHO melalui laman websitenya.

WHO ternyata sudah "menyiapkan" nama baru ini sejak Juni lalu. Saat itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa nama penyakit itu harus diganti agar tak memicu stigmatisasi buruk.

Tedros mengumumkan rencana ini setelah lebih dari 30 ilmuwan menyatakan bahwa diperlukannya "nomenklatur non-diskriminasi dan non-stigmatisasi untuk penyakit cacar monyet". (mg/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan