FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Politikus Partai Demokrat, Yan Harahap mengaku heran dengan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kenaikan harga tiket pesawat.
Menurutnya, kenaikan harga tiket saat ini imbas keputusan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Diketahui, pemerintah mengizinkan maskapai untuk mengenakan biaya tambahan (surcharge) paling tinggi 15% dari batas atas untuk pesawat jet. Kemudian, untuk pesawat udara jenis propeller atau baling-baling paling tinggi 25% dari tarif batas atas.
Izin itu bahkan tertuang dalam Keputusan Menteri (KM) 142 Tahun 2022 tentang Besaran Biaya Tambahan (Surcharge) Yang Disebabkan Adanya Fluktuasi Bahan Bakar (Fuel Surcharge) Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang berlaku mulai 4 Agustus 2022.
Baru dua bulan diizinkan naik, tiba-tiba Presiden Jokowi menyoroti mahalnya tiket pesawat. Hal itu diungkapkan Jokowi di Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8/2022).
Yan Harahap pun menyebut, Jokowi seolah-olah ingin jadi pahlawan atas kenaikan tiket pesawat itu dengan menegur dua menterinya, Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN.
"Ia yang menyetujui, ia pula yang datang bak seorang ‘pahlawan’. Bukankah ia yg menegaskan bahwa tak ada visi misi Menteri? Yang ada visi misi Presiden?," kata Yan Harahap dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Jumat (19/8/2022).
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyoroti persoalan harga tiket pesawat yang mahal beberapa waktu belakangan ini. Ia mengaku beberapa kali telah mendapatkan laporan terkait persoalan harga tiket pesawat tersebut.
Tiket pesawat yang mahal itu pun dikhawatirkan berkontribusi pada inflasi. Oleh sebab itu, ia memerintahkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk bisa menurunkan harga tiket pesawat.
"Di lapangan yang saya dengar juga ada keluhan 'Pak, harga tiket pesawat tinggi'. Ini sudah langsung saya reaksi, Pak Menteri Perhubungan saya perintah segera ini diselesaikan," katanya.
Jokowi meminta Erick Thohir untuk mendorong maskapai Garuda Indonesia menambah jumlah pesawatnya. Hal ini guna menambah jumlah frekuensi penerbangan.
Lantaran, seperti diketahui, salah satu penyebab mahalnya tiket pesawat disebut-sebut imbas dari jumlah penerbangan yang beroperasi masih lebih rendah ketimbang tingginya jumlah penumpang.
"Garuda, Menteri BUMN juga saya sampaikan segera tambah pesawatnya agar harga bisa kembali kepada keadaan normal," imbuh Jokowi.(msn/fajar)